KARAMAH AULIYA (2019)

Karamah Auliya (2019)
Oleh Said Muniruddin

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. “Dekat api pasti panas. Kalau tidak panas, itu bukan api. Dekat Allah pasti keramat. Kalau tidak keramat, itu bukan Allah.” Itu logis, hukum alam biasa.

“Keramat”, atau dalam bahasa Arab disebut karamah, sederhananya adalah fenomena kedekatan hubungan dengan Allah. Secara etimologis, kata-kata ini mengandung makna “kemuliaan”. Artinya, kalau benar-benar tersambung dengan Allah, pasti ada bentuk-bentuk kemuliaan yang ia berikan langsung dari sisi-Nya. Biasanya berbentuk keajaiban-keajaiban adikodrati, suprarasional. Semacam mukjizat pada para nabi.

Keramat tidak untuk dicari. Karena itu bukan tujuan. Keramat hanya efek dari hubungan dengan Tuhan. Jadi, yang harus diperjuangkan adalah bagaimana cara agar bisa dekat, atau memiliki akses kepada Tuhan. Sehingga didengar, diperhatikan, dilindungi, disayangi, dikabulkan. Sebagaimana firman-Nya: “‘ud’uni astajib lakum” (QS. Al-Mukmin: 60).

Dalam Islam, taksonomi pengetahuan sering dibagi empat (4). Pertama, kalau sekedar ingin tau, baca buku banyak-banyak. Itu metode kitabi namanya. Atau gunakan metode burhani, sering-sering berdiskusi. Itu untuk meningkatkan kecerdasan akal. Atau boleh juga dengan metode ketiga, lakukan observasi atau eksperimentasi. Itu disebut metode bayani, yang bertujuan memahami lingkup dunia materi.

Sedangkan kalau ingin terhubung secara langsung dengan Allah, anda harus menguasai metode keempat, metode ruhiyah. Yang dalam berbagai nama juga disebut dengan tasawuf amali, irfan praktis, suluk, tariqah, ilmu laduni, iluminasi jiwa, atau metode makrifah. Syaratnya, mesti dibimbing oleh seorang Guru Rohani, yang dalam terma-terma Qurani sering disimbolkan dengan “Buraq”, “Jibril as” atau “khidir as”. Yaitu, seorang rasul, imam, wali mursyid atau guru-guru sufi yang telah sampai ke alam rabbani. Disinilah letak pentingnya guru yang ahli, wushul  atau bersanad.

Dan cerita-cerita mukjizat atau karamah hanya dapat dijumpai pada lingkup pendidikan ruhiyah semacam ini. Biasanya populer dalam cerita para nabi, sufi, habib-habib, dan para wali; yang mereka ini punya kemampuan menyalurkan kalimah-kalimah otentik dari Ad-Dzikir.

Saat ini, kita tidak kekurangan guru, ulama ataupun lembaga yang mengajarkan pendidikan akal. Termasuk kemampuan membaca dan menghafal. Yang semakin langka adalah institusi penyucian jiwa. Yang  sulit dicari adalah hawzah-hawzah, zawiyah-zawiyah, atau dayah-dayah yang melalui riyadhah-riyadhah tertentu, ruh kita dapat “kembali” (ruju’) dengan iradah dan kekuatan-kekuatan ilahiah. Inilah yang dalam berbagai istilah, disebut sebagai pengalaman “liqa” (perjumpaan), “musyahadah” (penyaksian), atau “makrifah” (mengenal).

Ditengah kelangkaan ini, penulis justru menemukan berbagai keajaiban metafisik dalam riset selama hampir setahun di Dayah Dzikrullah Sufimuda, Aceh. Dan fenomena-fenomena ini dialami oleh para murid, yang merupakan percikan dari kemuliaan Gurunya, Sayyidi Syeikh Ahmad Sufimuda. Selain menjelaskan tentang dunia irfan atau tasawuf, buku setebal 200 halaman ini menukilkan lebih dari 100 pengalaman spiritual dari para murid dalam 15 kategori fenomena spiritual.

Namun, buku yang selesai ditulis dalam waktu 40 hari, dan di launching secara terbatas pada Maret 2019 silam, tidak diedarkan secara terbuka. Sebab, bagaimanapun keramatnya seseorang, tetap akan ditolak orang. Para nabi misalnya, apa kurang keramatnya. Tapi tetap dilawan. Di bully. Dianggap sihir, perdukunan dan sebagainya. Terlebih lagi seperti kata Abuya Sufimuda sendiri, “keramat bukanlah untuk diceritakan apalagi dipertontonkan”.

Namun, buku ini setidaknya menjadi saksi, bahwa karamah yang sangat langka itu masih ada. Ia tersembunyi, dan masih terus terjadi. Bagi pecinta khazanah sufistik, buku ini menjadi sebuah “kitab” baru untuk abad modern tentang kekeramatan para auliya. Bukti bahwa vibrasi ketuhanan masih mengalir di atas dunia. Bukti bahwa Tuhan masih bersedia hadir pada para kekasih-Nya.

BACA JUGA: “KEKERAMATAN YANG DIMUSUHI”

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****
___________________
SAID MUNIRUDDIN
The Zawiyah for Spiritual Leadership
YouTube: https://www.youtube.com/c/SaidMuniruddin
Web: saidmuniruddin.com
fb: http://www.facebook.com/saidmuniruddin/
Twitter & IG: @saidmuniruddin
💥powered by PEMUDA SUFI

One thought on “KARAMAH AULIYA (2019)

Comments are closed.

Next Post

DARI ALIF BA KE WUJUD TANPA HURUF DAN SUARA

Sun Jun 21 , 2020
Dari […]

Kajian Lainnya