CINA, RAKSASA BARU EKONOMI DUNIA

image: jpupdates.com
image: jpupdates.com

Cina, Raksasa Baru Ekonomi Dunia
Oleh Said Muniruddin

Roda peradaban terus berputar. Dunia ini dikuasai secara bergantian. Kemarin Amerika, kini gilirannya Cina. Ekonom World Bank, Justin Lin pada 2011 menyebutkan, “Secara berlahan namun pasti, Cina telah mengambil alih posisi Amerika sebagai penguasa ekonomi dunia. Jika trend ini terus berlanjut, maka Cina akan menjadi kekuatan besar ekonomi dunia pada tahun 2030”.

Tidak dapat dipungkiri lagi, negeri tirai bambu sedang mengalami perkembangan pesat. Ekonominya tumbuh secara konsisten sebesar 10% selama 30 tahun ini. Disamping menjadi negara pengimpor kedua terbesar, Cina juga menjadi pengekspor terbesar di dunia.

Sebenarnya, sampai tahun 1980an, Cina tidak memiliki pengaruh terhadap ekonomi dunia. Reformasi ekonomi yang di inisiasi pemerintah Cina tahun 1978 ternyata menghasilkan pertumbuhan yang luar biasa terhadap investasi, pendapatan individu, konsumsi dan standar hidup masyarakat. Kini, setelah 25 tahun reformasi tersebut bergulir, Cina telah menjadi raja ekonomi dunia. Sejak tahun 1978, ratusan juta penduduknya telah keluar dari garis kemiskinan. Menurut statistik pemerintah Cina, angka kemiskinan telah turun dari 53% pada tahun 1981, menjadi 2,5% pada tahun 2005. Standar hidup juga membaik. Angka kematian bayi misalnya, menurun 39,5% antara tahun 1990 sampai dengan 2005.

Meskipun demikian, masih ada jutaan penduduk pedesaan dan pekerja migran yang belum tersentuh kemakmuran. Ada sekitar 150 juta penduduk cina yang hari-hari belakangan ini masih hidup dengan kurang dari $1,25 sehari. Tetapi secara umum, reformasi ekonomi telah memberi kemajuan yang sangat berarti bagi negeri ini.

Keberanian untuk berubah bangsa Cina patut kita puji. Bagaimana tidak, tahun 1947 Cina melakukan revolusi yang meneguhkan sistem ekonominya dalam basis komunis. Sekitar 30 tahun kemudian, sebuah reformasi digulirkan kembali. Gerakan perubahan tahun 1978 inilah yang kemudian melahirkan banyak pendapat pakar ekonomi, bahwa Cina telah menjadi contoh negara kapitalis yang paling berhasil di era modern. Ya, Cina adalah negara yang paling siap menghadapi perubahan zaman. Buktinya, mereka telah melakukan perubahan dari sistem komunis ke perilaku kapitalis. Mereka sangat berani untuk berubah, demi meraih kemenangan.

Pertumbuhan dan perubahan ekonomi China disebabkan oleh investasi yang luar biasa pada insfrastruktur dan industri besar, serta ekspansi pada industri kecil dan menengah. Pada tahun 2010, ada sekitar 10 juta usaha kecil di Cina. Sekitar 159 badan usaha milik negara juga sangat berperan dalam penyediaan energi dan input penting lainnya bagi sektor swasta. Restrukturisasi ekonomi, perubahan manajemen yang fokus pada perdagangan luar negeri telah berkontribusi terhadap sepuluh kali lipat pertumbuhan PDB sejak 1978. Sejumlah ahli ekonomi dunia pada awalnya tidak yakin dengan pertumbuhan ekonomi Cina. Ternyata mereka lupa melihat pertumbuhan usaha kecil masyarakat yang menjamur di seluruh penjuru Cina.

Dua sektor yang menjadi kekuatan ekonomi mereka adalah pertanian dan industri, yang keduanya mempekerjakan lebih dari 70% tenaga kerja, serta menghasilkan lebih 60% PDB. Cina merupakan produsen beras terbesar di dunia, serta penghasil utama gandum, jagung, tembakau, kacang, kedelai dan kapas. Sumberdaya mineralnya juga termasuk yang terbesar di dunia, namun hanya sebagian yang sudah diolah.

Fondasi ekonomi ekonomi Cina dapat kita lihat dari membanjirnya produk-produk industri mereka yang berteknologi sederhana, atau yang kita kenal dengan usaha kecil menengah (UKM). Dibalik itu, akselerasi ekonomi Cina sangat dipengaruhi oleh pembangunan fasilitas-fasilitas produksi yang canggih. Sejumlah industri perakitan didirikan untuk menghasilkan peralatan modern dan barang-barang berteknologi tinggi yang berharga mahal, termasuk senjata nuklir dan satelit. Produksi barang-barang mewah, termasuk dengan cara pengalihan pabrik-pabrik dari Eropa dan Amerika ke Cina, menjadi faktor lain percepatan pertumbuhan pendapatan nasional.

Begitu produktifnya orang Cina, sehingga disebut-sebut sebagai salah satu model perkembangan produktifitas tercepat dalam sejarah ekonomi dunia. Produk-produk usaha kecil dan menengah mereka sudah terlalu luar biasa ragam dan banyaknya. Untunglah mereka mampu dengan baik memanfaatkan integrasi dengan ekonomi internasional serta dapat memanfaatkan kekuatan pasar global untuk mengalokasikan barang-barang mereka. Reformasi berorientasi pasar yang diimplementasikan sejak 1978 ini telah mendorong inisiasi individu dan entrepreneurship penduduk Cina, dengan menyisakan peran sentral pemerintah pada sektor-sektor pendukung.

Disamping pertumbuhan ekonomi yang hebat, Cina masih menyisakan persoalan yang, jika tidak diselesaikan, dapat  menghancurkan masa depan ekonomi mereka. Tantangan ini mencakup korupsi pemerintahan, sistem perbankan yang tidak efisien, ketergantungan berlebihan kepada ekspor, minimnya regulasi, polusi berlebihan, melebarnya disparitas pendapatan, juga kasarnya kapitalisme dan kerakusan yang mereka anut. Jika ini tidak diperbaiki, maka kejayaan mereka juga tidak akan bertahan lama.

Tumbuhnya Cina sebagai kekuatan baru ekonomi dunia juga memberikan pengaruh bagi Negara disekitarnya seperti Korea, Jepang, Taiwan dan negara-negara Asia lainnya seperti Vietnam, Thailand, Kamboja, Malaysia, Mianmar, Singapor, Indonesia, Brunai Darussalam, Filipina. Setiap kebijakan yang putuskan oleh negara-negara ini harus mempertimbangkan Cina. Memang Cina tidak melakukan intimidasi secara langsung. Tetapi, Cina akan memberi hukuman bagi siapa saja yang menghalangi kepentingan mereka seperti menolak memberikan akses bagi pemasaran produk-produk mereka. Negara-negara Asia tidak mencari masalah dengan Cina. Strategi terbaik adalah menganggap Cina sebagai saudara tua mereka, dan sama-sama mengambil manfaat dari kemajuan yang sedang dialami Cina.

Ketakutan terbesar terhadap Cina justru muncul dalam benak bangsa Eropa dan Amerika. Tidak hanya Cina telah mengambil alih pasar mereka, tapi Cina juga representasi dominasi bangsa Asia terhadap dunia. Hari ini, tidak ada seminar dan pertemuan-pertemuan ekonomidi Eropa dan Amerika yang tidak menyebut Cina.

Begitulah Cina, tetangga yang berpostur sama dengan kita dan juga sama-sama makan nasi, tetapi sudah menjadi raksasa ekonomi. Sehingga kepada kita diajarkan, “Belajarlah sampai ke negeri Cina.”*****

(Artikel ini pernah terpublikasi di majalah Aceh Economic Review edisi IV tahun 2011).

Next Post

BERGENDAAL, CAFE KELAS DUNIA DI TANAH GAYO

Fri Dec 2 , 2011
Bergendaal: […]

Kajian Lainnya