KAROMAH

image.enwikipedia.org
image: en.wikipedia.org

Karomah
Oleh Said Muniruddin

Allah menciptakan manusia dalam tiga dimensi: dimensi fisik/inderawi, dimensi akal/rasio, dan dimensi ruh/hati. Setiap manusia yang mampu memaksimalkan masing dimensi ini akan diberi berbagai jenis karomah (kelebihan dan kemuliaan): “karomah empirikal”, “karomah rasional”, dan “karomah spiritual.”

Pertama, “karomah empirikal.” Ini jenis kelebihan dan kemuliaan yang Allah berikan kepada setiap hambanya yang mampu memaksimalkan fungsi panca indera (i.e., mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit). Dengan maksimalisasi ini mereka akan memperoleh dari Tuhan berbagai pengetahuan objektif-empiris yang ada di alam fisik.

Melalui asah diri dengan metode observasi dan eksperimentasi, Allah akan izinkan mereka untuk mengalami ‘syahadah’ sehingga terungkap berbagai sunnatullah (hukum-hukum Tuhan) yang menguasai dunia material. Mereka yang menemukan berbagai kebenaran di dunia empiris ini merupakan orang-orang yang memperoleh petunjuk dari Allah untuk menghasilkan berbagai teknologi. Teknologi-teknologi inilah yang membantu kehidupan dan membangun peradaban.

Jika sosok seperti Nabi Daud as diberi mukjizat untuk melunakkan besi, umat Muhammad saw seperti Habibie juga diberi karomah untuk mampu menerbangkan besi (pesawat). Para peneliti dan akademisi yang tekun merupakan para “wali Allah” yang diberi karomah jenis ini. Jumlah mereka sedikit.

Selanjutnya, “karomah rasional.” Ini tipe kelebihan dan kemuliaan yang Allah berikan kepada hamba-hambanya yang menggunakan fungsi akal/rasio/intelektual/inteligensi secara maksimal. Pada tingkatan tertentu mereka akan diberi pengetahuan rasional/argumentatif yang mumpuni dari Tuhan.

Melalui proses asah diri dengan metode rasional/filsafat/logika, Allah akan singkap kepada mereka kebenaran-kebenaran hukum Tuhan dibalik wujud metafisis dari alam akal (logis) dan alam mitsal (matematis). Berbagai sains dan pengetahuan rasional yang terkompilasi dalam buku dan kitab-kitab merupakan ilmu-ilmu objektif-rasional dari Tuhan yang hanya diperoleh oleh para ‘wali’ yang diberi “karomah intelektual” oleh Allah.

Berbagai kitab tentang filsafat, tauhid, fiqh, ekonomi, politik, kimia, kedokteran, ilmu alam dan lainnya yang sampai hari ini masih menjadi acuan, merupakan contoh dari warisan karomah para ulama dan cendekiawan klasik Islam. Ilmu-ilmu inilah yang memberi petunjuk dan kecerdasan bagi generasi setelahnya. Jenis ‘waliyullah’ ini juga tidak banyak. Mereka ada di kampus, pesantren, atau hauzah-hauzah yang mengasah akal.

Terakhir adalah “karomah spiritual”. Ini bentuk kelebihan dan kemuliaan yang Allah anugerahkan kepada mereka yang mengoptimalkan fungsi ruhani. Melalui metode irfan, pada level tertentu akan dibuka ‘mata hati’ oleh Allah sehingga ia menemukan berbagai kebenaran iluminatif di alam spiritual.

Berbagai pengetahuan subjektif-intuitif ini sebenarnya adalah pengetahuan paling objektif, karena diperoleh dari alam yang lebih tinggi. Ia merasakan kehadiran Tuhan, bahkan mengalami ‘penyatuan’ dengan-Nya. Berbagai hal diluar alam logika bisa saja menaungi kehidupannya. Mereka inilah “waliyullah”, yang dimuliakan oleh Tuhan karena rajin menyucikan jiwa.

Cerita-cerita tentang kelebihan mereka ini banyak ditemukan dalam tradisi habaib, ulama tradisional, dan kisah-kisah sufi lainnya. Jumlah mereka juga terbatas. Namun bisa ada dimana saja.

Idealnya, kita memperoleh semua karomah ini. Jika maksimalisasi seluruh dimensi kemanusiaan ini benar-benar terjadi, maka disebut “insan kamil”, manusia dalam sebaik-baik bentuk (QS. at-Tin: 4).*****

(Artikel ini pernah diterbitkan di media online AJNN, 2 Maret 2016, http://www.ajnn.net/news/karomah/index.html)

One thought on “KAROMAH

Comments are closed.

Next Post

"PENEMU TUHAN"

Thu Mar 3 , 2016
“Penemu […]

Kajian Lainnya