CAHAYA

image: www.uswitch.com
image: www.uswitch.com

CAHAYA
Oleh Said Muniruddin

Perhatikan. Mungkin anda termasuk yang ikut mengalaminya.

Pertama, ketika lampu hidup semua orang spontan berteriak “Alhamdulillah.” Bahkan seorang ateis pun tanpa sadar akan mengucap “thank God!” untuk itu. Kenapa? (Note: makna “semua orang” disini dan juga dikalimat-kalimat setelah ini tidak dalam pengertian universal, tapi general).

Kedua, semua orang susah tidur ketika mati lampu dan menunggu sampai lampu hidup. Begitu lampu hidup, lalu dimatikan lagi agar bisa tidur. Mengapa tidak dari awal saja pergi tidur ketika lampunya mati?

Beberapa fenomena diatas menjelaskan, bahwa “cahaya” adalah substansi terdalam dari kemanusiaan kita. Manusia adalah makhluk yang tersusun dari “partikel-partikel cahaya.” Manusia tidak nyaman dengan gelap, karena itu bukan asal usul dirinya. Adalah “cahaya” yang membuat dirinya excited dan bahagia. Itulah “fitrah.”

Untuk memiliki perasaan nyaman, setiap manusia ingin memastikan bahwa ada cahaya yang hidup, walaupun ketika ia sendiri ingin memejamkan mata. Puncaknya adalah ketika mati, semua menginginkan ada “cahaya” yang hidup yang akan menerangi dan menemani tidur panjang kita. Banyak yang menyebutkan, bahwa “cahaya” yang akan menghidupkan kubur adalah amal-amal kita.

Sesungguhnya “cahaya” dari semua itu adalah Allah. Dialah “cahaya” langit dan bumi (QS.24:35). Semua menjadi berwujud, nyata, objektif, excited, dan bahagia; hanya karena memperoleh “cahaya-Nya.”

Kira-kira inilah pelajaran yang saya dapatkan dari fenomena hidup-mati PLN kita. Tapi tidak berarti saya ingin terus belajar dalam kegelapan ini.*****

One thought on “CAHAYA

Comments are closed.

Next Post

"BINTANG BULAN"

Wed May 4 , 2016
“Bintang […]

Kajian Lainnya