MENJADI BANGSA YANG BERJIWA BESAR

imagesMenjadi Bangsa yang Berjiwa Besar
Oleh Said Muniruddin

Coba lihat bagaimana pertandingan tinju kelas berat di negeri orang.

Setelah saling pukul habis-habisan, mata lembam, alis pecah, bibir berdarah-darah; lalu keduanya berpelukan. Tak ada dendam dan fitnah setelah pemenang diumumkan. Mereka saling ridha dengan cara berpelukan, dan pertarungan dianggap selesai. Itu di negeri sana, yang orang-orangnya tak beragama tapi “berjiwa besar.”

Lain halnya di negeri entah berantah. Hujatan, ejekan, dan ancam mengancam antar kontestan berkepanjangan, padahal Pilkada sudah tinggal dibelakang. Ini adalah contoh bangsa-bangsa yang “berjiwa menyedihkan.” Padahal yang diperebutkan adalah sebuah jabatan, yang dalam pandangan orang arif, itu tak lebih dari sepotong “tulang.”

Perlu kita pahami, demokrasi ini bukan sebuah sistem terbaik. Produk akhir dari sistem ini umumnya adalah orang-orang kecewa. Kalau betul-betul tidak kuat berdemokrasi, kita malah bisa sakit jiwa. Mengapa? Karena demokrasi adalah sistem yang berharap banyak kepada rakyat, bukan kepada Tuhan. “Dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.”

Makanya, demokrasi menghasilkan produk yang berat sekali untuk diterima. Sebagian besar peserta justru memperoleh kekalahan, tak dipilih oleh masyarakat setelah milyaran uang habis dalam usaha untuk meyakinkan. Hanya ada satu pemenang. Dan ini sangat menyakitkan, seperti kata imam Ali bin Abi Thalib, “Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia.”

Ingat, sekali lagi, demokrasi ini bukan sebuah sistem terbaik. Melainkan ujian dari Tuhan. Apapun hasilnya, baik bagi yang menang atau kalah, belajarlah untuk ikhlas, tidak angkuh, dan berjiwa besar. Hanya dengan cara ini kita semua menjadi pemenang!*****

Next Post

FOOTBALL TRAINING

Sun Feb 26 , 2017
Football […]

Kajian Lainnya