PERANG KHAYBAR: RUNTUHNYA BENTENG PERTAHANAN YAHUDI

Perang Khaybar: Runtuhnya Benteng Pertahanan Yahudi
Oleh Said Muniruddin | Rector | The Zawiyah for Spiritual Leadership

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Perang Khaybar terjadi pada bulan Muharram tahun ke-7 Hijriah. Khaybar adalah nama daerah yang didiami kaum Yahudi sejak terusir dari Palestina. Wilayah ini berjarak 95 mil dari Madinah. Banyak Yahudi berperangai jahat yang diusir Nabi dari Madinah lalu berkumpul disini.

Di Khaybar, Yahudi menyusun 10.000 sampai 12.000 pasukan guna menghancurkan Islam. Mereka berencana menyerang Madinah, Kota Nabi. Kekuatan Yahudi di Khaybar berpusat pada sebuah benteng yang terletak disebuah tebing yang curam dan sangat sulit untuk ditaklukkan. Namanya “Qamus.”

Mengetahui rencana Yahudi yang akan menyerang Madinah, Nabi menghimpun 3000 pasukan untuk terlebih dahulu menaklukkan Khaybar. Berulang kali Nabi mengutus sahabat-sahabatnya untuk mengomandani penyerangan, namun tidak ada yang berhasil. Ini semakin membuat Yahudi berani dan arogan.

Penaklukan sudah berjalan 1,5 bulan namun mereka tak terkalahkan. Sampai kemudian Nabi mengutus Ali -yang saat itu sebenarnya sedang sakit mata dan demam. Nabi dengan mukjizatnya menyebuhkan Ali, lalu memberikan panji perang kepadanya. Sehari sebelumnya Nabi berkata, “Besok, panji ini akan kuserahkan kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasulnya. Dia tidak akan kembali tanpa membawa kemenangan.” Semua sahabat berharap memperoleh panji ini. Tak disangka ini serahkan kepada orang yang saat itu sedang menderita demam dan menyibukkan diri di tenda belakang membuat makanan bagi pasukan.

Termasuk yang paling menentukan dalam perang Khaybar adalah duel antara Ali dengan panglima perang besar yahudi bernama Harits. Bagi Yahudi, Ali menjadi momok menakutkan karena namanya telah tersebut dalam sejumlah risalah sebagai orang yang akan mengalahkan mereka. Makanya Nabi memerintahkan Ali memperkenalkan dirinya kepada Yahudi sesaat sebelum bertempur. Kata Nabi, “Perkenalkan dirimu. Engkaulah yang disebut-sebut dalam kitab mereka”. Selain membunuh Harits, Ali juga menghabisi komandan Yahudi lainnya seperti Marhab, Antar dan Murra.

Dalam perang ini, entah darimana sumber tenaganya, Ali mencabut pintu benteng yang besar dan berat. Lalu ia menjadikan itu sebagai tameng hujan panah bagi pasukannya untuk masuk ke dalam benteng. Diriwayatkan, dalam waktu sekitar 4 jam setelah itu Qamus berhasil dikuasai.

Kekuatan-kekuatan ajaib yang diperoleh Ali menjadi catatan mistik tersendiri dalam sejarah awal perjuangan Islam. Sehingga ada doa tawasul yang memanggil Ali, seraya memohon pertolongan Allah agar segera diberikan kemenangan dalam perang. Doa ini dikenal dengan “Nadi Aliyyan” (Memanggil Ali). Mantra ini menjadi bahan bacaan banyak kaum muslimin seluruh dunia dalam menghadapi berbagai peperangan. Termasuk diamalkan oleh para mujahidin Aceh ketika menghadapi kolonialisme Belanda:

Bismillahirrahmanirrahim, Asadullahil ghalib, Ali ibnu Abi Talib Karramallahu wajhah, Nadi Aliyyan muzhiral aja’ib, tajib awnan laka finnawa’ib, bikulli hammin wa ghammin sayajil, binubuwwatika ya Muhammad wa biwilayatika ya Ali, la fata illa Ali, la sayfa illa zalfaqar, khairu khalqir rahmani kabirul muminin, ya huwa kabiran azim, ya man huwa, ya man la illaha illa huwa.”

Artinya, “dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, singa Allah Ta’ala yang perkasa, Ali bin Abi Talib, semoga Allah memuliakan wajahnya, panggillah Ali yang dapat melahirkan berbagai keajaiban, Anda akan mendapat pertolongan dalam kesusahan, bagi tiap-tiap kegelisahan dan duka cita akan lenyap, dengan berkat kenabianmu ya Muhammad dan dengan pimpinanmu ya Ali, tiada pemuda (yang paling perkasa) selain Ali, tidak ada pedang (yang paling tajam) selain Zulfakar, makhluk yang paling baik dari Tuhan Yang Maha Pemurah! Orang-orang yang paling besar di antara orang-orang mukmin, wahai Dia, Yang Maha Besar lagi Maha Agung, wahai Dia, tiada Tuhan melainkan Dia.”

***
Hari ini, setelah lebih dari 1400 tahun penaklukan Yahudi di Khaybar, kaum Yahudi jahat ini (Zionis) telah berkumpul kembali di Timur Tengah. Mereka mulai menduduki wilayah Palestina dengar cara merampok serta membangun benteng ‘Qamus’ yang kokoh untuk melindungi kotanya. Inilah Khaybar kedua di tanah Arab.

Dari dalam tembok kota inilah mereka menyusun rencana-rencana jahat, melakukan kekacauan di dunia, mempopulerkan riba, menciptakan ISIS, menghancurkan negeri-negeri Islam dan nilai-nilai kemanusiaan.

Sementara, tidak ada satupun komandan Islam di negeri-negeri Arab yang berani menyerang mereka. Semua raja negara Arab yang kaya raya itu tiarap, ketakutan dengan panglima-panglima Yahudi. Hanya ada sekelompok kecil ‘pasukan Rasulullah’ yang terus memberi perlawanan, seperti HAMAS dan Hizbullah.

Kemenangan kecil sudah beberapa kali didapatkan pasukan muslimin baik melalui pertempuran (misalnya perang 33 hari tahun 2006) ataupun dalam lobi-lobi internasional (seperti kemerdekaan Palestina, negosiasi nuklir, dan lainnya). Sehingga Yahudi ini mulai gerah dan terus menebarkan ancaman kepada negara muslim yang berani terang-terangan mengancam mereka, seperti Iran. Sayyid Ali Khamenei dan Hasan Nasrallah adalah beberapa pejuang cucu imam Ali yang masih mewarisi keberanian nenek moyang mereka dalam menghadapi Yahudi.

Namun kemenangan besar sepertinya akan segera diperoleh ketika trah pemberani yang membawa cahaya Ali bin Abi Thalib muncul kembali sebagai utusan Allah dan Rasulullah untuk memimpin perang menghancurkan benteng Yahudi Israeli dan semua aliansinya. Yakjuj dan Makjuj yang memerintah dalam benteng zionisme ini akan sekali lagi ditaklukkan oleh pemegang panji spiritual Rasulullah.

Semoga Allah percepat kemunculan “imam zaman”, “qutub zaman”, another spirit of Rasulullah, another radiant of Ali, another mighty lion of Allah.

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****

4 thoughts on “PERANG KHAYBAR: RUNTUHNYA BENTENG PERTAHANAN YAHUDI

Comments are closed.

Next Post

"MOBIL MEWAH"

Thu Mar 16 , 2017
MOBIL […]

Kajian Lainnya