ALLAH BERSUMPAH MELALUI NAMA-NAMA PEMIMPIN DUNIA

Allah Bersumpah Melalui Nama-Nama Pemimpin Dunia
Oleh Said Muniruddin

Pesan Simbolik

Secara simbolik, di awal surah At-Tin Allah bersumpah dengan menyebut 4 figur pemimpin dunia:

(1) وَالتِّينِ وَالزَّيْتُون
(2) وَطُورِسِينِينَ
(3) وَهَٰذَاالْبَلَدِالْأَمِينِ

Secara tekstual artinya:
“Demi (pohon) Tin dan (pohon) Zaitun. Dan demi bukit Sinai. Dan demi kota yang aman ini” (QS. At-Tin: 1-3).

Secara kontekstual berikut penjelasannya.

Pertama, “Demi (pohon) Tin.” Pohon Tin, secara maknawi adalah pohon “Bodhi” (kesadaran). Dalam taksonomi tumbuh-tumbuhan sekalipun, pohon Bodhi juga masih dalam genus yang sama dengan pohon Tin. Pohon ini merupakan simbol bagi sosok Siddharta Gautama, seorang leader yang hidup 5 abad sebelum masehi, dan sampai hari ini masih banyak pengikutnya. Di bawah pohon inilah sosok asal Nepal ini melakukan “suluk” (meditasi) dan mengalami pencerahan.

Selain dari 25 yang namanya sudah populer bagi kita, sebuah hadis menyebutkan ada 124.000 orang Nabi lainnya yang tersebar diberbagai tempat dan waktu. Siddharta Gautama termasuk dalam kelompok para nabi ini, namun namanya tidak tersebut dalam Al-Quran:

“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu….” (QS. anNisa: 164);

“Dan sungguh kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), diantara mereka ada yang kami ceritakan kepadamu dan diantaranya ada yang tidak kami ceritakan kepadamu….” (QS. alMukmin: 78).

Bermiripan dengan umumnya sufi; pemikir klasik seperti Ibnu Taimiyah (1263-1328 M), mufassir abad 19 AlQasimi (1866-1914 M), juga ulama kontemporer seperti Quraish Shihab percaya bahwa Sidharta Gautama seorang nabi. Sehingga tidak heran, tata cara ibadah dan rukuk sujud kaum Budha, khususnya yang ditemukan di Nepal, mirip dengan cara kita sholat. Penggalan awal ayat pertama surah Tin diyakini berbicara tentang sosok tersebut. Bagi saudara-saudara kita yang Budha, Waisak adalah hari untuk memperingati kelahiran sang pencerah ini.

Kedua, “Demi pohon Zaitun.” Pohon ini banyak tumbuh di wilayah Baitul Maqdis, Palestina. Pohon ini menjadi simbol bagi seorang leader dari Yerussalem yang hari ini juga banyak followernya, Isa ruhullah as.

Ketiga, “Demi Bukit Sinai.” Inilah bukit yang melegenda yang menjadi simbol bagi Musa kalamullah as berjumpa dan berbicara dengan Tuhannya. Di tempat ini ia menerima syariat Taurat berupa 10 perintah Tuhan (The Ten Commandments). Sampai hari ini kaum Yahudi menjadikan beliau sebagai leader utama mereka.

Keempat, “Demi kota yang aman ini.” Inilah kota Makkah, simbol keberadaan Muhammad habibullah SAW. Kota ini merupakan kota aman, karena selain secara kultural sejak zaman kuno sudah menjadi “tanah haram” dari perang, juga merupakan pusat spiritualitas terbesar dunia hari ini. Muhammad SAW merupakan seorang leader yang dewasa ini pertumbuhan pengikutnya paling cepat di dunia.

***

Sumpah Allah atas Nama Mereka

Mengapa Allah bersumpah demi para leader besar ini? Karena pada ayat selanjutnya Allah menegaskan akan kesempurnaan penciptaan manusia:

(4) لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At-Tin: 4).

Dan pada diri para leader ini terdapat bentuk-bentuk terbaik dari karakter kemanusiaan, sehingga menciptakan pengikut (follower) yang melampaui zaman. Semua pemimpin besar ini merupakan suri tauladan dalam berbagai agama formal dunia.

Namun demikian, semua mereka sebenarnya mengajarkan hal yang sama, yaitu tentang prinsip dan tata cara “berserah diri” kepada Tuhan Yang Esa (atau dalam bahasa Arab disebut: “Islam”). Namun Alquran mengakui adanya deviasi ajaran yang kini dipraktekkan oleh para pengikut mereka dari bentuk-bentuk aslinya.

Oleh sebab itu, mempelajari Al-Quran yang terjamin keotentikannya itu merupakan salah satu cara terbaik memahami karakter agung mereka. Apalagi dengan mengenal Muhammad SAW yang merupakan figur kompilasi dari kepribadian Siddhartha Gautama, Musa, dan Isa.

Jika kita gagal menauladani akhlak Muhammad SAW dan para nabi, maka tak tertutup kemungkinan kita semua akan dikembalikan Tuhan kepada kehancuran, kehinaan dan kondisi-kondisi yang menyedihkan, sebagaimana dijelaskan pada ayat selanjutnya:

(5) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ

“Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya” (QS. At-Tin: 5).

Sesungguhnya, para leader besar ini memiliki karakter yang sangat sederhana. Mereka ini orang-orang yang: (1) beriman kepada Allah dan, (2) senantiasa mengerjakan amal shaleh. Orang-orang yang punya karakter seperti ini namanya pasti akan abadi dan selalu mendapat apresiasi yang tiada putus-putusnya dalam pejalanan sejarah:

 (6) إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya” (QS. At-Tin: 6).***

Next Post

LATIHAN KESEIMBANGAN

Sun May 14 , 2017
LATIHAN […]

Kajian Lainnya