ENTAH BAGAIMANA, SAYA MENULIS HAL-HAL YANG HABIB QURAISH SHIHAB IKUT KHUTBAHKAN

image: bio.or.id

Entah Bagaimana, Saya Menulis Hal-Hal yang Habib Quraish Shihab ikut Khutbahkan
Oleh Said Muniruddin

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Saya sedikit terkejut ketika membaca teks khutbah Idul Fitri Habib Quraish Shihab yang beliau sampaikan pada Minggu pagi (25/6/2017) di Istiqlal. Teks lengkapnya dapat dibaca di https://amp.tirto.id/teks-lengkap-khotbah-idul-fitri-quraish-shihab-di-istiqlal-crtS

Menurut saya khutbahnya sangat menyentuh persoalan mendasar kebangsaan dan keberagamaan kita hari ini. Beliau mampu mengaitkan itu semua dengan spirit fitrah dan tauhid yang harus kita bangun untuk menjaga Indonesia dalam keragaman dan kebersamaan.

Yang paling menarik bagi saya pribadi adalah, membaca khutbah beliau seperti membaca resume 3 tulisan saya dalam seminggu terakhir. Dari sejumlah hal yang beliau sampaikan, salah satu poin penting adalah uraian konsep “kesatuan makhluk”, “kesatuan kemanusiaan” dan juga “kedamaian.” Dan anehnya, 3 hal inilah yang ikut menjadi sentra pemikiran dari tulisan-tulisan saya dalam seminggu terakhir.

Pertama, Habib Quraish Shihab menjelaskan tentang “wahdatul wujud” (kesatuan kita semua sebagai makhluk Tuhan). Saya juga baru seminggu silam (17/6/2017) menyinggung tentang “kesatuan wujud seluruh elemen alam semesta” dalam artikel berjudul “Lailatul Qadar: Pohon-Pohon Sujud.”

Kedua, Habib Quraish Shihab juga menguraikan tentang “kesatuan kemanusiaan”. Ini terkait dengan keharusan kita kaum muslim untuk membangun persaudaraan dengan semua umat beragama, sejauh mereka tidak mengusir kita dari negeri kita. Hal yang sama juga saya tuliskan terkait 2 kategori Yahudi dan Nasrani. Yang satunya harus kita cintai sebagai saudara dalam kemanusiaan (bersama mereka kita harus membangun negara). Sementara satunya lagi harus kita lawan dan waspadai karena perilaku zionis dan imperialis mereka. Ini saya tulis dalam artikel berjudul “Siapa Yahudi dan Nasrani yang Memaksa Kita Mengikuti Millah Mereka?”.

Terakhir, Habib Quraish Shihab juga menjelaskan tentang bagaimana merintis suasana damai di bumi Indonesia sebagaimana di syurga. Gambaran syurga beliau katakan penuh dengan ungkapan “salam.” Saya juga baru kemarin (Sabtu, 24/6/2017) menulis tentang “ucapan kedamaian” dari Tuhan kepada para penghuni surga dalam artikel berjudul “Curi Start Selamat Idul Fitri.”

Tujuan saya menulis ini bukan ingin menyandingkan saya dengan guru kita yang mulia ini. Kapasitas saya tidak ada apa-apanya dibandingkan keilmuan beliau. Jaraknya seperti langit dan bumi. Saya hanya merasa heran, kok bisa bagian-bagian dari artikel saya selama seminggu ini ikut menjelma dalam potongan khutbah Idul Fitri di Istiqlal. Meskipun tidak dengan bahasa yang sama, tapi muncul dengan pesan bermiripan.

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****

Next Post

GUNUNG SHALAWAT (SEULAWAH)

Tue Jun 27 , 2017
GUNUNG […]

Kajian Lainnya