KENALI MUSUH-MUSUHMU

image: “Kupi Suboh”, Ahad (4/2/2018).

Kenali Musuh-Musuhmu
Oleh Said Muniruddin

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Perlu diketahui, sebagai mukmin, anda memiliki dua musuh. Pertama, “musuh internal”. Kedua, “musuh eksternal.” Musuh internal dapat dikalahkan dengan dzikir dan ritual thariqat. Sedangkan musuh eksternal harus dengan inovasi berfikir.

Apa musuh internal kita? Tidak lain adalah segala sifat yang menggerogoti ruhani. Ulama sufi menyebutnya sebagai penyakit batin, “penyakit sepuluh” dan sebagainya. Seperti riya, tamak, iri, dengki, takabur, khianat, munafik, dendam, bohong, dan lainnya.

Semua elemen ini juga disebut dengan “setan-setan kecil”. Wujudnya halus. Mereka mengalir dalam darah dan senantiasa menggerogoti jiwa. Kalau tidak terus menerus dibersihkan maka akan membentuk karakter negatif (akhlak yang buruk) dari setiap pribadi yang memeliharanya.

Kita tidak akan pernah menjadi pribadi agung kalau takut dengan musuh-musuh yang tidak nampak ini. Begitu pentingnya proses transformasi diri, sehingga dalam Perang Badar Nabi saaw mengatakan, “jihad terbesar adalah melawan diri sendiri.”

Sebuah Hadis Qudsi juga mengingatkan kita untuk mematikan semua musuh yang ada dalam diri sebelum kita benar-benar mengalami kematian (mutu qabla antamutu).

Mengalahkan setan-setan yang mengalir dalam darah ini Nabi saaw katakan sebagai “jihad akbar”. Karena ini titik sentral bagi kita untuk mengalahkan setan selanjutnya.

Siapa setan (musuh) selanjutnya? Itulah yang disebut dengan “setan besar.” Mereka tampak nyata sedang melakukan kemungkaran di atas dunia. Mereka korup dan mengabaikan hak-hak rakyatnya. Mereka menjajah, mengambil tanah dan membunuh penduduk negeri lain. Mereka membombadir negara kecil, memperkuat kapitalisme dengan menguasai sumur-sumur minyak dan tambang-tambang emas di negara orang.

Dari semua yang buruk-buruk ini, perilaku politik Amerika dan zionisme Israel adalah yang terburuk. Tidak ada tanda-tanda mereka akan menghentikan kedhalimannya. Tidak mungkin berhenti, karena nafsu setan tidak ada batasnya.

Haruskah kaum mukmin diam? Tidak. Karena yang disebut “akhlakul karimah” bukan hanya kemampuan untuk mentransformasi karakter personal. Akhlak mulia adalah juga terlihat dari kesediaan seorang mukmin untuk melakukan transformasi sosial. Yaitu berjihad untuk menciptakan tatanan dunia dan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai adil dan ihsan. Inilah pesan politik pada setiap khutbah Jum’at:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kamu kerabat, dan Allah  melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (QS. An-Nahl: 90).

Apakah setan-setan besar ini bisa dilawan dengan dzikir? Tidak. Mereka bahkan siap membiayai jamaah-jamaah dzikir, selama tidak mengganggu kepentingan ekonomi dan politik mereka.

Jadi kekuatan apa yang dapat mengalahkan musuh terbesar kemanusiaan ini? Senjatanya sangat sederhana, yaitu “fikir.” Ini meliputi kekuatan ilmu, intelektualitas, rasionalitas, ekonomi, politik, teknologi, persatuan, strategi dan taktik. Kalau ini tidak kita miliki, musuh ini tetap berkuasa.

Maka tidak heran, ada negara-negara muslim yang diembargo, dikucilkan, difitnah, dimusuhi, bahkan diperangi akibat memperkuat sains dan nuklir. Ambil contoh Iran, yang masih bertahan dengan gempuran ini. Indonesia juga pernah diserang ekonominya oleh George Soros (salah satu Hitman kapitalisme global) manakala intelektual muslim seperti Habibie mulai mengembangkan kekuatan dirgantara tingkat tinggi. Negeri muslim dan negeri-negeri yang kaya sumberdaya alam lainnya akan terus ditindas.

Tapi percayalah, “Kebenaran akan menang, kebathilan akan hancur” (QS. Al-Isra: 81). Semoga saudara semua menjadi “kaki tangan” Tuhan dalam proses transformasi dunia kearah yang lebih baik ini. Ingatlah janji Tuhanmu: “Bumi ini hendak diwariskan kepada orang-orang yang tertindas dan menjadikan mereka sebagai pemimpinnya” (QS. Al-Qashash: 5). Dia mengatakan, “Bumi ini dipusakai oleh hamba-hamba-Ku yang shaleh” (QS. Al-Anbiya: 105).

Perang Badar juga sebuah contoh awal dari perjuangan melawan kapitalisme global dunia Arab. Saat itu kaum muslim terlihat lemah karena kalah jumlah, dan juga memiliki persenjataan terbatas. Tapi kekuatan tauhied, pengetahuan dan kesatuan gerak telah memungkinkan para penindas kalah. Perlahan dunia diserahkan Allah swt kepada Muhammad saaw dan pengikut-pengikutnya yang sebelumnya tertindas.

Allahumma shalli ala Muhammad wa Aali.*****

Next Post

SANDAL PUSKESMAS

Wed Mar 7 , 2018
SANDAL […]

Kajian Lainnya