PENINGGALAN NABI SAWW

image: Ramzan Kadyrov dan Pawai Mangkuk Nabi SAWW (theguardian.com)

Peninggalan Nabi SAWW
Oleh Said Muniruddin

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Anda mungkin masih ingat Ramzan Kadyrov, salah satu presiden negara bagian Rusia yang berusia 41 tahun yang terkenal militan dan esentrik itu. Suatu ketika ia terisak isak, bahunya bergetar dan wajahnya memerah. Memakai baju ungu dan kupiah hitam, ia berdiri di depan kerumunan massa yang tak berhenti memekikkan “Allahu Akbar” di halaman Masjid Raya Grozny, Chechen.

Dari sebuah peti kecil ia mengeluarkan sebuah mangkuk sederhana yang disebut-sebut pernah digunakan oleh Baginda Nabi SAWW lalu diserahkan kepada Sayyidina Ali dan terakhir disimpan oleh salah satu yang mengaku keturunannya yang menetap di London Inggris.

Benda ini berhasil dibawa ke Chechnya pada 23 September 2011. Mangkuk itu ia bawa keliling, dinaikkan ke atas Rolls-Royce yang ditutup karpet hitam emas bersulam ayat. Kadyrov begitu bangga karena bisa menyimpan ‘mangkuk suci’ ini di negaranya. benda itu hanya akan dikeluarkan saat perayaan maulid saja. Namun sehari-hari tetap gratis untuk dilihat oleh siapapun juga.

***

Usaha berburu peninggalan para nabi diam-diam juga semarak di Eropa. Tabut Nabi Musa as (kotak berisi lempengan batu tentang 10 perintah Tuhan yang diterima Musa di Bukit Sinai) misalnya, masih misterius dan terus ditelusuri keberadaannya baik oleh kaum Yahudi maupun Nasrani sampai hari ini. Demikian juga dengan tongkat yang ia gunakan saat membelah laut Merah.

Kapal Nabi Nuh as juga demikian, lokasi terakhir pendaratannya masih dalam kajian. Meskipun demikian, sisa kayunya dipercayai ada di Gunung Ararat, Turki. Pun demikian dengan keberadaan cawan yang digunakan Isa as pada jamuan terakhir (the last supper), sempat mengilhami karya Dan Brown “The Da Vinci Code” (2003) yang menjadi film paling kontroversial pada 2006.

Perburuan harta pusaka para nabi memang diam-diam terus dilakukan oleh berbagai kelompok saintis dan agamawan. Jangankan milik para nabi, semua relik yang terkait dengan figur-figur sejarah pasti tinggi nilainya.

***

Belakangan ini kita juga menyaksikan bagaimana orang-orang mulai mendapat informasi terkait benda-benda peninggalan Nabi SAWW. Sejumlah pameran dilakukan. Apresiasi terhadap pusaka beliau begitu tinggi.

Kita tidak tau pasti apakah benda-benda ini benar milik Nabi SAWW. Namun kita juga tidak bisa menyangkalnya begitu saja. Butuh pembuktian. Setidaknya kita paham, jika tubuh Fir’aun saja bisa diawetkan Tuhan sebagai pelajaran bagi kita, maka tidak tertutup kemungkinan banyak peninggalan Nabi yang masih tersisa untuk dihormati, restorasi dan kaji.

Potongan rambut yang disebut-sebut milik Beliau, yang ditemukan dalam pelacakan sampai ke Yaman, juga tersimpan di Dubai Museum. Menyaksikan seikat rambut yang semasa hidup Nabi ini sering diolesi minyak zaitun, dan telah berubah warna dari hitam ke merah dan coklat akibat pengaruh aneka aromatik, membuat setiap pengunjungnya tak berhenti bershalawat kepada pemiliknya.

Menyentuh Hajar Aswad yang hitam tak bernyawa saja menjadi bagian dari ritual keagamaan kita. Tentu dengan mengamati objek-objek fisik warisan para Nabi memungkinkan untuk munculnya rasa spiritualitas tersendiri bagi para peziarah.

Termasuk yang paling fenomenal adalah bagaimana lebih dari 1,5 milyar manusia hari ini berkiblat ke arah  sebuah bangunan berbentuk kubus yang pernah ditinggalkan Ibrahim as di lembah Bakkah. Tak terkecuali sumur warisan anaknya Ismail as yang airnya dianggap sebagai obat. Wilayah itu begitu “dikeramatkan” oleh setiap kaum muslim, bahkan dinamai Makkah Al-Mukarramah. Memang banyak hal aneh yang terjadi, sebagaimana diakui para jamaah haji. Ini karena energi para nabi yang begitu kuat disana.

Musium Topkapy Turki juga mengklaim memiliki sejumlah barang peninggalan Rasul SAWW. Benda-benda itu termasuk jubah, baju gamis, sorban, topi besi, stempel, busur panah, jejak kaki pada tanah liat, sandal dari kulit unta, surat-surat, beberapa pedang, gigi dan rambut. Semua ini dipelihara dan dijaga dengan sangat hati-hati. Negera-negara seperti ini menjadi “berkah” (atau katakanlah menjadi terkenal) karena mengkoleksi barang-barang berharga seperti ini.

Anda tau, itu semua benda-benda mati yang dipercayai pernah dimiliki oleh Nabi SAWW. Emosi kaum muslim memuncak manakala melihat itu semua. Sebab, ada ikatan ideologis kesejarahan antara kita dengan pemiliknya. Ini yang disebut “vibrasi cinta.” Keagungan, keberkahan dan kemuliaan Muhammad SAWW seolah-olah terpancar dari setiap benda yang pernah disentuhnya.

Mungkin itulah mengapa, dalam strategi kolonialisasi, upaya menghancurkan situs dan peninggalan lokal menjadi sangat penting dalam rangka melemahkan keyakinan dan memori sebuah bangsa. Serangan US dan sekutunya di Afganistan dan Irak misalnya, telah menghancurkan banyak sekali situs peradaban. Tak kalah buruknya dengan ISIS binaan mereka, meluluh lantakkan masjid-masjid tua dan kuburan-kuburan ulama di wilayah Irak dan Suriah. Termasuk masjid dan makam Nabi Yunus as yang diledakkan pada Juli 2014 dan Januari 2017 di Mosul, Irak.

Saya khawatir, inilah yang jauh-jauh hari juga dilakukan Inggris dan aliran-aliran Islam ekstrim yang berlindung dibalik isu “pemurnian tauhied”, “perang melawan syirik” dan sejenisnya. Banyak sekali situs-situs arkeologis masa lalu Islam yang rata dengan tanah. Khususnya makam para pahlawan dan orang-orang yang dianggap suci.

Saya tidak mau melanjutkan itu. Namun poin saya adalah, penghormatan kaum muslim terhadap sisa benda-benda pusaka peninggalan Nabi SAWW masih begitu tinggi. Dan yang saya sebutkan di atas adalah penghormatan kepada benda-benda mati peninggalan Nabi SAWW.

Sebenarnya, Nabi SAWW juga meninggalkan bagian yang “hidup” dari dirinya. Yaitu “darah” (gen) yang terus berkembang dalam tubuh dzuriyatnya, dalam diri sosok-sosok yang kita sebut dengan “habib”. Tentu ada ilmu nasab yang menelusuri kebenaran mereka sebagai dzuriyat. Juga ada lembaga nasab diberbagai belahan dunia untuk mencatat keberadaan mereka. Di Indonesia misalnya, ada Maktab Daimi dan Asyraf Aceh.

Kalau anda tau dalam diri mereka ada “peninggalan” Nabi SAWW, mungkin anda tidak akan berhenti mencium, sekalipun tangan anak-anak mereka. Bukan dengan maksud menyembah, apalagi hendak membangun sebuah aristokrasi yang berbeda dari kelas masyarakat lainnya. Kebanyakan mereka juga menolak diperlakukan istimewa, bahkan menampik jika dicium tangannya. Karena di sisi Allah, ukuran “mulia” bukan suku bangsa Arab atau ‘ajam, melainkan taqwa (QS. Al-Hujurat: 13).

Namun arti penting seorang Nabi SAWW membuat anda menghormati semua bagian dari dirinya. Persis ketika anda mencintai kekasih anda yang tidak tau entah dimana, anda bahkan bahagia hanya dengan melihat sandalnya saja. Dan ini adalah keturunannya. Sebenarnya Nabi SAWW sendiri, atas perintah Allah SWT tentunya, berkata: “Aku tidak meminta upah apapun kepada kalian dalam dakwah ini kecuali kecintaan kepada keluargaku” (QS. Asy-Syura: 23).

Tetapi ingat. Sama seperti mangkuk, pedang, jubah, rambut dan berbagai objek peninggalan Nabi SAWW lain yang mudah dipenuhi debu jika tidak terjaga; para sayyid ini juga tak luput ternoda oleh kesombongan dan kotoran dunia. Ada dari mereka yang terlibat narkoba, korupsi dan kemungkaran lainnya. Secara sosial dan ekonomi, sebagian mereka juga lemah. Maka bantulah Nabi SAWW untuk mengingatkan, menjaga, mendidik dan merawat mereka. Ini juga bentuk cinta.

Sementara mengikuti yang terbaik yang ada diantara mereka akan memudahkan kita memperoleh washilah-Nya. Imam al-Mahdi yang dijanjikan untuk akhir zaman, merupakan bagian dari dzurriyat dan nurriyat Nabi SAWW yang ditinggalkan kepada kita. Semoga Allah SWT percepat kemunculannya.

Melengkapi itu semua, ada satu peninggalan terbesar lainnya dari Nabi SAWW kepada umat manusia, apalagi kalau bukan “Al-Quran.” Sehingga Beliau bersabda (dengan berbagai bentuk redaksi sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Muslim juz II hal. 279, Mustadrak As-Shahihain Al-Hakim juz III hal.148, Musnad Imam Ahmad jilid V hal.189, Sunan Tirmidzi jilid 5 hal. 662-663, dan lainnya):

إِنِّی تَارِک فِیکمْ أَمْرَینِ إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوا- کتَابَ اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَ أَهْلَ بَیتِی عِتْرَتِی

“Aku tinggalkan kepada kalian dua pusaka: Kitabullah dan Itrah Ahlul Baitku. Jika kalian berpegang kepada keduanya, kalian tidak akan sesat selama-lamanya”

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****

Next Post

Social Leaders (Testimoni Peserta Advance Training BADKO HMI Aceh 2018)

Sat Mar 24 , 2018
Social […]

Kajian Lainnya