KETIKA AKU MATI
Ketika kerandaku dibawa keluar// jangan kalian pikir aku akan merindukan dunia ini//
Jangan tumpahkan air mata// jangan bersedih atau menyesal// karena aku tidak memasuki lubang kehancuran//
Ketika kalian melihat mayatku dibawa// jangan menangisi kepergianku// aku tidak mati// aku telah sampai di keabadian Cinta//
Ketika kalian meninggalkanku di kuburan// jangan ucapkan selamat tinggal// karena kuburan hanya selembar hijab// yang syurga ada dibaliknya//
Kalian hanya melihatku diturunkan ke liang lahat// sekarang perhatikan bagaimana aku akan bangkit// karena bagaimana ada akhir ketika matahari terbenam// atau bulan tenggelam//
Itu terlihat seperti akhir// itu terlihat seperti tenggelam// padahal itulah kebangkitan// ketika kubur menguncimu// itulah saat dimana jiwamu terbebaskan//
Pernahkah kalian melihat sebutir biji yang jatuh ke bumi?// lalu tidakkah ia bangkit dengan kehidupan yang baru?// lalu kenapa kalian ragu dengan kebangkitan sebuah biji yang bernama manusia?//
Pernahkah kalian lihat timba yang diturunkan ke dasar sumur// apakah ia kembali dalam keadaan kosong?// kenapa harus menangisi jiwamu// jika ia bisa kembali seperti Yusuf dari kedalaman sumur//
Ketika terakhir kalinya kamu menutup mulut// setiap kata dan jiwamu akan menjadi milik sebuah dunia// yang tak bertempat dan berwaktu//
Translated from Rumi “When I Die”
☕ KOPI SPIRITUAL, diseduh oleh:
www.saidmuniruddin.com
The Zawiyah for Spiritual Leadership
Komentar Anda