BERAGAMA HARUS MELAMPAUI SIMBOL-SIMBOL

Beragama Harus Melampaui Simbol-Simbol
Oleh Said Muniruddin

Alam semesta dan diri manusia merupakan “ayat” (tanda-tanda) adanya Allah. Tanda-tanda hanyalah simbol, bahwa ada sesuatu yang maujud dibalik itu. Namun sayangnya, banyak yang beragama lalu terhenti pada sekedar membaca tanda-tanda.

Persis seperti saat kita melakukan perjalanan dari kampung ke kota. Di pinggir jalan banyak sekali tanda-tanda yang memberitahukan kita bahwa ada kota di depan sana. Bodohnya kita, kita menjadi sibuk. Pandangan kita dibuat terpesona dan tidak mau pindah-pindah dari semua tanda-tanda itu. Sehingga kita tidak pernah sampai kepada Kebenaran (Hakikat/Haqq).

Namun sebagian orang (seperti para nabi dan walinya) tidak terjebak pada keberadaan simbol-simbol itu. Karena simbol-simbol itu merupakan “tirai dunia”, yang jika bisa kita sibak maka akan ditemukan Allah dibaliknya.

Kaum ‘arif mengingatkan, jangan kalian beragama lalu berhenti pada simbol (ayat). Sebab simbol (ayat) itu bukan Allah. Beragama yang benar harus melampaui ayat. Melampaui tajwid dan fasahah. Melampaui mufassirin dan huffaz. Sebab, banyak orang yang ahli dalam membaca dan menerjemahkan ayat, tetapi tak pernah sampai kepada Pemilik ayat.

Mereka lalai dengan simbol-simbol, sehingga lupa menempuh jalan untuk sampai kepada Kebenaran. Janganlah dunia (simbol-simbol) memperdayakanmu. Kalau dalam dunia penelitian, ini persis seperti para akademisi yang sibuk dengan pencairan kuitansi. Lalu gagal fokus pada menemukan substansi. Apalagi menginisiasi akhlak dan perubahan bangsa.

Atau sama dengan sekelompok orang yang begitu radikal dengan Muhammad dalam versi jenggot, jubah dan celana jingkrangnya. Mereka tidak sampai kepada sosok Muhammad dalam hakikat “Cahaya”, yang menjadi ruh yang menerangi, serta rahmat bagi semesta.

Kata Guru kepada saya, “Kurangi bodohmu kawan”.

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****

Next Post

MENGEJAR KEHAMPAAN

Sat Dec 29 , 2018
“Mengejar […]

Kajian Lainnya