APA ITU BID’AH?

image: nu.or.id

Apa itu Bid’ah?
Oleh Said Muniruddin

BISMILLAHIRRAHMANIRAHIEM. Seorang ‘arifbillah menjelaskan kepada kami tentang bid’ah. Beliau bercerita:

Suatu ketika ada seorang anak SD yang diajari membaca oleh gurunya. “Ini Budi”, dengan fasahah yang tegas. Lalu diajari lagi: “Ini ibu Budi”, tentu dengan tajwid yang jelas. Kemudian: “Sudahkah Budi pergi ke pasaaaaar?”, dengan intonasi dan lagu yang lugas.

Begitulah anak SD ini mendapat pengetahuan membaca yang baik dan benar, sesuai dalil-dalil sahih di sekolahnya. Baginya, gurunya tentu paling hebat di muka bumi.

Lalu ia pulang. Di tengah jalan bertemulah ia dengan abangnya yang SMP. Ia mendengar abangnya sedang membaca sesuatu dengan suara tersamar, tak begitu jelas. Ia terkejut, kok bisa begitu cara membacanya. Tak tahan, dengan mata melotot ia berteriak: “Astaghfirullah!! Istighfar bang, cara baca seperti itu bid’ah”.

Tak hanya sampai disitu. Ia kemudian bertemu kakaknya yang SMA. Dilihatnya juga sedang asik membaca. Malah tidak ada suara. Terlihat mata kakaknya menyapu-nyapu dengan cepat setiap lembaran buku. Begitu cepatnya, sehingga apa yang disebut ikhfa, iqlab dan ghunnah sudah tidak ada. “Astaghfirullah!!”, kembali dengan mulut menganga ia marah-marah. “Sungguh kakakku sudah melakukan bid’ah dhalalah” (…”wakulla dhalalatin finnar”, gumamnya dalam hati).

Sesampai di rumah dilihatnya sang ayah sedang duduk di sofa dan juga sedang membaca. Betapa shock-nya ia. Sebab, ayahnya cuma melihat cover depan, cover belakang, daftar isi dan membolak balik beberapa halaman saja. Lalu dikatakan bahwa ia sudah selesai membaca.

“Astaghfirullah!!”, hatinya semakin panas melihat cara baca yang menurutnya itu termasuk ahli neraka. Cara baca seperti itu tidak pernah ia temukan dalam dalil-dalil sunnah dari gurunya di sekolah.

Karena jiwanya masih muda, subhanallah, ia pun bertekad untuk membasmi semua bid’ah yang ia temukan dalam keluarganya.

***

Begitulah pola beragama kita belakangan ini. Awalnya akur-akur saja. Tetapi setelah beberapa orang pulang sekolah, semangat beragamanya semakin berapi-api. Diserangnya semua cara ibadah yang tidak sesuai dengan nalar hadis yang ia terima. Ributlah kita dalam keluarga.

Terkadang kita tersenyum dengan kawan-kawan kita yang seperti itu. Muda-muda sudah ahli bid’ah.

Maunya pulang sekolah janganlah dibawa spirit padang pasir yang kering dan ganas. Bawalah serta ruhani “Raufurrahim”-nya Rasulullah. Muhammad itu menjadi rahmatallill’alamin bukan karena banyak menghafal dan membaca. Beliau menjadi rahmat bagi semesta alam karena “menyerap” elemen nurullah dari pendidikan dzikrullah.

Kita pulang dari mengikuti sebuah kajian justru membawa teks Quran dan hadis dalam spirit jahiliah. Selalu meneropong orang lain sebagai pendosa dan bid’ah. Tidak toleran. Benci. Memprovokasi. Memecah belah.

Jangan meniru spirit keislaman negara-negara aristokrat arab sekarang. Justru dengan orang-orang kafir mereka berlemah lembut. Dengan saudara sendiri yang notabenenya adalah sesama negara OKI, mereka brutal dan kejam.

Israel dan US mereka siram dengan investasi milyaran dolar. Sementara anak-anak dan perempuan Yaman dibuat mati kelaparan. Iran dan Qatar  diembargo. Tak terkecuali Palestina dan Suriah, dibiarkan kelabakan. Apakah ini cara para ulama dan penguasa Arab mengamalkan Alquran dan Sunnah?

Jangan ditiru yang salah. Bagi siapapun yang sedang menempuh pendidikan di berbagai belahan dunia, bawalah pulang benih-benih cinta yang ada pada diri Rasulullah.

***

Sebenarnya, makna bid’ah itu sederhana saja. Yaitu “Sesuatu yang tidak ada izin Allah”. Kalau ada izin Allah, lakukan saja. Misalnya, apakah anda sudah diizinkan Allah untuk membaca tulisan ini? Kalau tidak ada, itu bid’ah. Tidak ada izin Allah kok berani anda baca? Pertanyaannya, bagaimana cara mengetahui sudah diizinkan atau belum diizinkan Allah? Tiga kali suluk baru anda peroleh ilmunya.

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****

Next Post

MEMAHAMI "RIDHA ALLAH"

Sat Mar 16 , 2019
MEMAHAMI […]

Kajian Lainnya