FISIKA QUANTUM MEMBENARKAN: DUNIA INI “FANA”

Fisika Quantum Membenarkan: Dunia ini “Fana”
Oleh Said Muniruddin I Rector I The Zawiyah for Spiritual Leadership

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. “Fana”. Selain diartikan sebagai “tidak kekal” “binasa”, dalam makna yang lebih berani malah dipahami sebagai “hampa”, “kosong”, “fatamorgana” atau bahkan “tidak berwujud”.

Kalau dunia ini terus berubah, iya. Itu mudah kita pahami. Begitu juga kalau suatu waktu alam semesta ini akan hancur berantakan, “kiamat” namanya. Tapi kalau dunia ini eksistensinya dikatakan “ilusi”, bagaimana bisa kita benarkan itu? Bukankah wujudnya ada?

***

Sampai penghujung abad-19, para fisikawan percaya bahwa alam semesta adalah dunia “materi” yang terdiri dari atom-atom fisik yang patuh pada hukum mekanika Newton. Tapi gagasan atom sepagai partikel materi terkecil di jagat raya berubah total sejak awal abad 20. Ini terjadi ketika sains menemukan adanya elemen-elemen sub-atomik yang lebih sederhana yang bersifat “non-materi”. Dan ini merupakan awal dari hancurnya “materialisme” (meskipun butuh satu abad lagi untuk mengukuhkan keberadaan spiritualitas dari materi).

Sejak temuan itu, fisika quantum memberi saintis sebuah bukti baru bahwa dunia materi, atau segala sesuatu yang nampak, tak lebih dari sebuah “ilusi”. Fisikawan quantum menemukan, ternyata atom-atom terdiri dari pusaran energi yang memiliki vibrasi. Setiap atom seperti gasing yang bergoyang-goyang memancarkan energi. Pusaran energi yang sangat kecil dan tak kasat mata ini disebut quark dan proton, yang secara kolektif membentuk atom.

Jika dipantau dari kejauhan, atom terlihat bulat -yang dalam buku pelajaran sekolah ditampilkan dalam bentuk bola kelereng. Tetapi jika fokus mikroskopis diperdekat, wujud atom menjadi lebih samar dan buram. Ketika semakin dekat, wujudnya total hilang. Tidak terlihat apa-apa lagi. Adalah fakta ilmiah, ketika kita berfokus keseluruh struktur atom, kita akan menemukan “kehampaan fisik” (physical void). Atom tidak punya struktur fisik. Atom itu ilusi!

Artinya, substansi material (materi) yang ada di alam raya ini tercipta dari kekosongan (kegaiban). Atom tercipta dari energi yang tidak kasat mata. Bukan materi yang bisa dicerap panca indera. Ini aneh. Bayangkan, kalau anda sedang memegang handphone. Jika diteropong secara detil, anda sebenarnya sedang tidak memegang apapun. Begitu juga dengan diri kita semua. Kalau dizoomkan secara terus menerus, kita ini sama sekali tidak punya wujud dhahir materialnya.

Maka sudah benar sebagaimana dijelaskan para filsuf metafisika Islam. Sesungguhnya, kita ini makhluk yang secara mandiri memang tidak memiliki wujud. Bahkan materialitas kitapun sesunguhnya hanyalah fakta “ilusi”. Dunia materi itu sifatnya lemah (fana). Materialitas kita hanya akibat dari sesuatu yang immaterial. Kita “memperoleh wujud” (mewujud) dari suatu penyebab yang sangat “spiritual”, dari sebuah energi yang sangat batiniah, tidak kasat dan bahkan tidak memiliki bentuk sama sekali.

Dalam kajian filosofis-gnosis (mistisisme Islam), ujung mata rantai dari gradasi energi tak kasat ini pada akhirnya berpunca pada sebuah energi absolut yang menjadi sumber dari segala energi. Singkat cerita disebut Causa Prima, Penggerak Awal, atau Tuhan; yang energi-Nya saling terkait dan meliputi segala alam. Pada akhirnya kita juga akan paham, tidak ada yang benar-benar kosong. Yang ada hanya Dia, dimana-mana. Yang dalam perspektif quantum physics disebut “kosong”, sesungguhnya adalah Dia sendiri, yang menjadi energi pengikat alam semesta ini.

Sebagaimana telah dijelaskan diatas, secara kasat kuantumik, “kekosongan” ada dimana-mana. Alam ini hakikatnya “kosong”. Substansi atomik diri kita juga “kosong”. Kekosongan itulah awal dari hakikat Tuhan. Kekuatan jiwa tumbuh pada dimensi itu. Ketika seseorang berada pada tingkat kesadaran akan “ketiadaan diri” (kosong), disanalah Dia hadir. Ajaran kita menyebutnya la quwwata illa billah. Semakin engkau merasa “tiada”, semakin kekal (baqa’) engkau akan merasakan wujud, energi, wajah (atau Dzat) Allah. Fenomena “mukjizat” atau “karamah” yang sering dijumpai dalam dunia para nabi dan sufi, sebenarnya tidak lebih dari bentuk leburnya kesadaran atomik dalam esensi Ilahi.

Inilah yang ingin disampaikan oleh ayat 26-27 Surah Ar-Rahman:

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ ⭕ وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ⭕

“Semua (elemen material) yang ada dimuka bumi sifatnya fana (wujudnya tidak absolut). Dan yang benar-benar kekal (baqa) hanyalah ‘wajah’ (Dzat atau Energi) Tuhan yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (karamah)”.

Apa yang selama ini menjadi keyakinan kaum sufi, bahwa dunia ini fana, terverifikasi oleh quantum physics. Fokus pencarian kaum sufi sama persis seperti para fisikawan modern: “Apa wujud hakiki dibalik partikel materi?”.

Bedanya hanya pada teknologi dan metodologi risetnya saja. Kaum sufi menggunakan teknologi suluk dan merisetnya sambil tutup mata, guna mengaktivasi gelombang-gelombang energi dalam diri (qalbu) untuk terhubung dengan “gardu induk” yang meliputi segala sesuatu (sidrah al-muntaha). Kalau itu terjadi, wahyu (ilham) mudah sekali diperoleh. Sementara fisikawan meneliti dengan perantaraan teropong dan kalkulasi matematis lainnya. Dan sudah pasti para fisikawan tidak akan mampu menembus “kegaiban mutlak” dari petala langit dan bumi, illa bi sulthan!

Apa itu sulthan, akan kami jelaskan pada artikel kemudian yang berjudul: “Quantum Syahadat”.

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****
___________________
SAID MUNIRUDDIN
The Zawiyah for Spiritual Leadership
YouTube: https://www.youtube.com/c/SaidMuniruddin
Web: saidmuniruddin.com
fb: http://www.facebook.com/saidmuniruddin/
Twitter & IG: @saidmuniruddin
💥 powered by PEMUDA SUFI

7 thoughts on “FISIKA QUANTUM MEMBENARKAN: DUNIA INI “FANA”

  1. selamat siang..
    saya punya pendapat yang berbeda pak setelah belajar hakikat. tentang materi dan non-materi, wujud fisik dan wujid ghaib.
    hakikat dan syariat bertolak belakang atau kebalikannya.
    untuk saat ini saya belum sempat merumuskan, butuh waktu untuk menulis secara lebih jelas.
    untuk sementara saya subscribe dulu postingan ini.

    salam..

  2. Bah mantap ini kok… Saya kebetulan lagi meneliti mukjizat pendekatannya pakai Filsafat Islam… Tapi menar ik sih kalo pendekatanny pake metode fisika kuantum..

Comments are closed.

Next Post

ISLAM KARNAVAL

Fri Aug 30 , 2019
Islam […]

Kajian Lainnya