PUASA ADAM

image: “khuldi”

Puasa Adam
Oleh Said Idris Athari Muniruddin I Rector I The Zawiyah for Spiritual Leadership

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Dunia ini taman syurga. Apa yang tidak ada. Semua tersedia. Kalau mau silakan ambil. Bersenang-senanglah. Nikmati sesuka hati. Makan saja.

Meskipun hidup di syurga, sesekali kita diuji  untuk tidak menyentuh atau memakan sesuatu. Ditengah banyak dan melimpahnya makanan di muka bumi ini, kita dilarang mengkonsumsi atau mendekati satu jenis pohon saja: “khuldi”!

Itu namanya puasa pantang. Selama mengamalkan puasa ini, semua menu yang mengandung unsur hewani menjadi “khuldi” bagi kita. Proses sulok seperti itu. Kita boleh makan apapun. Yang jangan cuma itu saja. Hidup ini merupakan perjalanan (salik) yang penuh pantangan. Merdeka, tapi ada batasan. Tubuh yang berlebihan suplai elemen daging atau darah, pada kadar tertentu dapat membuat kita jadi ‘ular’. Lemas dan malas.

Jadi, jenis puasa pantang ini sebenarnya ringan sekali. Sebab kita masih dibolehkan makan. Hanya ada restriksi-restriksi. Namun tetap saja, kita semua adalah “adam” yang suka melanggar perintah Tuhan. Bodoh. Lalai. Zalim. Itulah manusia. Mudah tergoda oleh iblis dan “hawa” yang ada dalam dirinya sendiri.

Dalam kehidupan yang lebih luas juga begitu. Banyak sekali rizki halal yang Allah sediakan untuk kita. Namun tetap saja, yang haram-haram kita comot. Harusnya kita mampu berpantang, menahan diri.

Itulah penyebab banyak orang terlempar dari sisi Allah taala. Gagal patuh membuat kita terusir dari syurga. Padahal, arti dari islam itu sendiri adalah taat, patuh dan berserah diri.

وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

“Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim” (QS. Al-Baqarah: 35).

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****

5 thoughts on “PUASA ADAM

  1. salaamun alaikum,

    Sebenarnya rahasia keluarnya Adam dan Hawa keluar dari surga adalah sbb,

    1.“Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim” (QS. Al-Baqarah: 35).

    2.Dan (Allah berfirman), “Wahai Adam! Tinggallah engkau bersama istrimu dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu berdua sukai. Tetapi janganlah kamu berdua dekati pohon yang satu ini. (Apabila didekati) kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.(al a’raf 19)

    3.dia (setan) membujuk mereka dengan tipu daya. Ketika mereka mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah oleh mereka auratnya, maka mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun surga. Tuhan menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”(al a’raf 22)

    ayat 1 dan 2 tidak menerangkan makan buah tetapi apa saja yg mereka inginkan,tidak semua pohon berbuah atau berbunga dan sebagainya hanya mendekati suatu pohon saja yg dilarang.

    Maha suci Dia ,tidak mungkin disentuh oleh makhluknya(adam/hawa/jin), kecuali para malaikat.

    pohon yg dimaksud adalah:
    “Wahai Adam! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (QS. Thaha : 120)

    itu adalah pohon yg tidak terbakar yg menemui nabi musa di bukit tuwa dahulu .Dia lah Tuhan kita.

    pohon itu dahulu berada di atas air,
    Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah Arsy-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya… (QS. Hud: 7)

    ustadz sayyid habib yahya

Comments are closed.

Next Post

APA YANG DUFLO SEMBUNYIKAN? (Kritik Terhadap Disertasi Peraih Nobel Ekonomi 2019)

Wed Oct 16 , 2019
APA […]

Kajian Lainnya