HOLLYWOOD TIDAK PERNAH KEKURANGAN FILM UNTUK KITA NIKMATI

Hollywood Tidak Pernah Kekurangan Film untuk Kita Nikmati
Oleh Said Muniruddin I Rector I The Zawiyah for Spiritual Leadership

SETELAH Saddam Husein tewas, orang yang Paman Sam biayai untuk memerangi Iran selama 8 tahun (1980-1988), Hollywood memproduksi film baru. Kali ini anak mudanya Bin Laden. Tidak berbeda dengan Saddam, aktor yang memiliki nama depan Osamma itu juga telah dididik 9 tahun (1979-1989) dalam perang Afghanistan melawan musuh mereka lainnya, Soviet.

Tapi film Osamma juga tidak tayang terlalu lama. Terhitung sejak drama runtuhnya WTC (9/11, 2001), 10 tahun kemudian, tepatnya 2 Mei 2011, melalui operasi yang dipimpin CIA dengan kode Operation Neptune Spear, kisah Osamma dihentikan. Jangka waktu tayang Osamma selama satu dekade itu sudah cukup bagi Paman Sam untuk mengobrak abrik Afghanistan dan mengamankan kepentingannya dikawasan. Irak juga begitu. Disisakan untuk bergejolak sampai sekarang, setelah Saddam mereka gantung pada 30 Desember 2006.

Kalau saya jadi presiden US juga akan begitu. Negara-negara kaya minyak yang tidak bisa saya atur, akan saya buat hancur. Paling tidak, tetap dalam keadaan kacau dan tidak pernah bersatu. Ada puluhan juta orang yang sudah dibuat radikal untuk meyakini bahwa hanya dirinya yang paling islami. Provoke mereka. Sunni-Syiah. Ribut itu. Jutaan lain bisa dibuat radikal dengan berbagai isu sosial, politik dan ekonomi.  Adu mereka.

Tapi kalau ada yang mau bagi-bagi upeti ke kita (seperti Arab Saudi, UEA, dan Bahrain), kita jaga keamanan mereka. Biarkan mereka bahagia dengan gaya aristokratnya, tidak usah dipaksakan membuat Pemilu. Kalau pun ada raja-rajanya yang mencincang rakyat sampai tidak diketahui dimana jasad, kita anggap saja itu tindakan keamanan yang memang sewaktu-waktu diperlukan. Kalau ada aliansi kita yang membunuh perempuan dan membuat lapar jutaan anak, seperti yang sudah 4 tahun terjadi di Yaman, kita buat media diam dan dunia melupakan. Maaf, paragraf ini hanya semacam iklan. Kita kembali ke film kita.

Jika Osamma bin Laden dijinakkan kembali dengan hikayat “runtuhnya menara kembar”, Saddam dikirim ke syurga dengan dalil “senjata pemusnah masal”. Paman Sam tidak pernah kekurangan ‘ayat dan hadis’ untuk meyakinkan orang-orang kenapa wajib membumi hanguskan sebuah negeri dan kelompok yang dalam perspektif dan interest mereka sudah dianggap kufur dan bid’ah. Selalu ada legalitas yang menyentuh hati saat menyerang dan menghancurkan dunia Islam. Termasuk penegakan HAM, demokrasi, atau sekedar membantu rakyat untuk melawan tirani.

Bosan dengan Saddam, jenuh dengan Bin laden; Paman Sam lalu muncul dengan koboi baru: Al-Bahgdadi. Abubakar “the chaliph” disutradarai untuk menjadi pahlawan baru dunia Islam. Amerika tidak pernah kekurangan umat Islam yang bodoh-bodoh yang didatangkan dari seluruh dunia untuk dipertemukan dengan 72 bidadari seksi di syurga. Lewat takbir dan kibaran bendera hitam Rasulullah, mereka dilepas dengan “jurus mabuk” di jantung Timur Tengah.

Thriller ISIS yang sangat menegangkan ini mulai hit sejak 2014. Tapi juga bukan sebuah serial yang enak ditonton untuk selamanya. Terhitung sejak 26 Oktober 2019 kemarin, pemeran utamanya, Abubakar Al-Baghdadi, dipensiunkan. Ini pertanda akan ada film baru, tentu dengan setting yang baru. Mungkin akan lebih menarik. Dengan kepentingan yang berbeda. Bisa saja dengan korban yang lebih banyak. Atau jangan-jangan pindah lokasi syuting dari Timur Tengah ke belahan bumi lainnya. Just wait and see. Hollywood tidak pernah kekurangan film untuk kita nikmati!*****

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****
___________________
powered by PEMUDA SUFI:
Bahagia, Kaya dan Terpelajar.

2 thoughts on “HOLLYWOOD TIDAK PERNAH KEKURANGAN FILM UNTUK KITA NIKMATI

Comments are closed.

Next Post

GURU SEJATI BERKATA: "AKU ADALAH ALLAH"

Thu Nov 7 , 2019
Guru […]

Kajian Lainnya