MENGAPA TAKUT MATI?

Mengapa Takut Mati?
Oleh Said Muniruddin I Rector I The Zawiyah for Spiritual Leadership

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Sebenarnya tidak ada yang namanya mati. Yang ada hanya “perubahan kesadaran”. Dari kesadaran material, kepada kesadaran spiritual. Ruh itu spirit. Dia itu semacam organisme hidup, dan melakukan perjalanan. Perjalanan kesadaran (Ruh) menuju Tuhan, itulah “mati”.

Mati bermakna, meninggalnya kesadaran diri yang rendah (lower self/ego), menuju kesadaran diri tertinggi “The Higher Self” (Tuhan). Esensi manusia adalah Tuhan itu sendiri. Kita adalah citra-Nya. Perjalanan pulang adalah perjalan kembali pada esensi kita. Ketika hilang (materialitas) kita, maka yang eksis hanya Dia. Ruh kita yang telah tersucikan adalah unsur ketuhanan, Dia sendiri.

Orang yang jasadnya telah mati, ruhnya juga akan melakukan perjalanan. Problemnya, alam setelah kematian itu lebih kompleks dari alam dunia. Kalau sebelumnya kita tidak mengenal Tuhan, lalu kemana ruh kita akan mencari Tuhan setelah mati? Alam belantara akhirat lebih gelap dari apa yang pernah bayangkan. Sehingga diriwayatkan, banyak ‘ruh’ yang gentanyangan’, tidak diterima langit, dan sebagainya. Sebenarnya hanya sebuah penggambaran susahnya menemukan Tuhan yang tidak diketahui dimana.

Itulah penyebab kita takut mati. Karena setelah mati, kita tidak tau mau kemana. Tidak tau kita, apakah setelah mati akan bertemu Tuhan. Tidak ada kepastian bahwa kita akan bersama Tuhan. Tidak ada kepastian kita akan diterima Tuhan. Tidak ada kepastian siapa yang akan mengantarkan kita kepada Tuhan. Tidak ada kepastian, akan bersama siapa kita di alam kubur setelah mati. Mati tanpa kepastian inilah yang sangat menyiksa. Sehingga nyawa enggan untuk berpisah dengan tubuh.

Keberanian untuk hidup sekaligus optimisme untuk mati, ditemukan pada para nabi (atau sufi). Para nabi adalah kumpulan orang yang sejak hidup sudah musyahadah, sudah bertemu dengan Allah. Saat mati hanya melanjutkan hubungan yang sudah pernah ada. Jadi tidak ada ketakutan sama sekali dalam diri mereka terhadap kematian. Kematian hanya perubahan alam tempat berhubungan dengan Tuhan. Jika sebelumnya mereka berasyik masyuk dengan Tuhan di alam dunia (dengan jiwa yang dibungkus jasad), kemudian melanjutkan hubungan canda tawa dengan-Nya di alam akhirat (dengan jiwa murni).

Jadi, Tuhan bukan barang asing untuk dilacak setelah mati. Tapi sesuatu yang sudah mereka lihat sejak di dunia. Sudah konek. Sudah akrab. Sudah kenal. Sehingga tidak ada keraguan lagi saat mati. Tidak ada ketakutan lagi untuk mati. Karena sudah pasti akan bersama-Nya.

Jadi benar, Tuhan adalah Wujud untuk ditemui setelah mati. Maka jangan menunggu mati betulan, baru berspekulasi untuk berjumpa Tuhan. Selagi masih hidup, carilah Guru yang bisa membimbing kita menuju Tuhan. Sebab, kalau sudah mati, tak ada lagi yang bimbing. “Jumpai Dia secara pasti, sejak di dunia”, begitu kata Guru kami. Caranya, “Matilah sebelum engkau mati”, kata para guru sufi. Tempuh sebuah metode untuk mematikan keasadaran materialmu, sehingga kesadaran spiritualmu menjadi hidup. Kesadaran spiritual (Ruh) inilah yang akan melakukan sayr wa suluk (perjalanan); sampai ia menemukan Cahaya di atas cahaya.

Para nabi menemukan puncak dari segala cahaya (Tuhan) melalui riyadhah spiritual mereka. Mereka mampu bercakap-cakap dan hidup bersama-Nya. Cahaya inilah yang menemani mereka sejak di dunia, saat mati, sampai di akhirat nanti. Sehingga Tuhan bukanlah sebuah misteri lagi. Melainkan sesuatu yang sudah menyatu dengan kita, sejak di dunia sampai ke akhirat. Jadi, bagi mereka yang yakin sudah mengenal Tuhan, tidak lagi takut mati. Tapi bagi kita yang masih mendiskusikan Tuhan, kematian adalah rasa was-was terbesar.

Selain itu, ada juga yang tak takut mati. Bukan karena sudah bersama Tuhan. Tapi karena sudah putus asa, tidak tau lagi dimana Tuhan berada. Lalu melakukan tindak bunuh diri (gantung diri, bom bunuh diri). Ini mati konyol!

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****

💥 powered by PEMUDA SUFI
___________________
SAID MUNIRUDDIN
The Zawiyah for Spiritual Leadership
YouTube: https://www.youtube.com/c/SaidMuniruddin
Web: saidmuniruddin.com
fb: http://www.facebook.com/saidmuniruddin/
Twitter & IG: @saidmuniruddin

Next Post

HAPPY SUNDAY, HAPPY RAMADHAN

Sun Apr 18 , 2021

Kajian Lainnya