SUFISME, AWAL DARI AGAMA

Sufisme, Awal dari Agama
Oleh Said Muniruddin | Rector | The Zawiyah for Spiritual Leadership

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Asal usul agama adalah kisah bertemu dan berbincang-bincangnya sejumlah orang dengan para malaikat Tuhan. Awal keislaman, bahkan awal dari semua agama wahyu, adalah kisah perjumpaan manusia dengan Tuhan.

Agama, dalam wujud aslinya; adalah interaksi, perjumpaan, percakapan langsung antara manusia dengan wujud-wujud gaib. Itulah “sufisme”. Sufisme adalah sisi esoteris dari agama, bentuk perjumpaan (liqa), terbukanya mata batin (bashirah), mukasyafah ruhaniah, pencerahan spiritual, dimensi hakikat dan makrifat, terbukanya pintu langit, tersingkapnya hijab antara seorang hamba dengan Tuhannya. Sufisme melampaui kajian. Sufisme adalah pengalaman kenabian.

Tanpa pengalaman-pengalaman itu, Tuhan tidak diketahui. Malaikat tidak bernama. Akhirat, surga dan neraka jadi sebatas cerita. Agama menjadi tidak ilmiah. Unsur-unsur kegaiban yang maha indah menjadi imajiner. Al-Qur’an menjadi khayali. Tidak terverifikasi. Tidak faktual. Dongeng!

Sufi, adalah sebuah gerakan tertua dalam sejarah manusia yang bertujuan memverifikasi aspek-aspek imajinatif teoritis keyakinan manusia, sehingga menjadi valid wujudnya. Manusia sejak awal percaya adanya Tuhan. Cuma sebagian mereka yang bisa membuktikan bagaimana itu Tuhan. Berjumpa. Berbicara. Bercakap-cakap dengan-Nya!

Sehingga, dalam definisi sederhana, “sufisme” itu diartikan sebagai sebuah metodologi empirisme iluminatif (tariqah irfani) untuk membuktikan, menjumpai dan merasakan keberadaan Wujud metafisis yang menjadi asal usul manusia dan alam semesta. Sufisme adalah usaha untuk menembus berbagai alam temporer (mumkinul wujud), untuk bisa sampai ke alam absolut yang tertinggi (wajibul wujud). Para sufi mencari ‘tempat’ (meraih makam/kondisi spiritual) dimana Dia bisa dijumpai.

Sufisme, ringkasnya; adalah cara bagaimana kita berhubungan dengan Tuhan. Cara kita menuju, bertemu dan hidup berdampingan dengan Tuhan. Jadi, sufisme bukanlah sesuatu yang baru (mungkin ada aksentuasi-aksentuasi berbeda yang ditemukan pada kelompok berbeda sesuai kultur dan perkembangan zaman). Namun spiritnya sama. Sufisme adalah tradisi menembus alam Tuhan yang sudah ada sejak Adam. Sudah ada dalam kisah para nabi. Bisa ditemukan dalam berbagai tradisi bangsa dan agama-agama samawi. Ada dalam Islammya Muhammad. Ada dalam Kristennya Isa. Ada dalam Yahudinya Musa. Ada dalam Budhanya Siddharta. Ada dalam Hindu. Ada dalam berbagai tradisi transmisi ruhaniah yang masih otentik lainnya (untuk tidak menyebut semuanya sebagai asli, karena sebagiannya sudah menjadi pseudo-sufi).

Jadi, “sufisme” adalah usaha untuk kembali ke asal usul agama. Kembali ke “getaran ketuhanan”, yang melampaui konsep-konsep ketuhanan an sich. Sufisme bukanlah semata usaha kembali kepada (teks cerita) Al-Qur’an dan hadis. Melainkan usaha untuk kembali kepada (dimensi azali) Al-Qur’an dan hadis. Para sufi berusaha mereplika pengalaman para mabi, mengalami apa yang dialami oleh orang-orang shaleh (nabi) sebelumnya. Jadi bukan sekedar meniru lahiriahnya nabi, tapi ikut merasakan pengalaman ruhaniah yang sama.

Ingat. Yang membuat sesuatu disebut sebagai “agama”, adalah karena unsur ruhaniahnya. Kalau manusia tidak mencapai beragam station pengalaman ruhani, maka akan terkunci pada eksistensi sebagai makhluk materi. Sufi mencoba membongkar cangkang materialisme, sehingga manusia bisa berjalan menuju Tuhan. Sehingga ibadah kita tidak terhenti pada beragam bentuk sembah sujud ke bangunan Kakbah, ataupun sekedar mencium-mencium tikar sajadah.

La Ilaha Illa Allah. Awwaluddin makrifatullah. Awal agama adalah sufisme, mengenal dan menyaksikan Allah!

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****

💥 powered by PEMUDA SUFI
___________________
SAID MUNIRUDDIN
The Zawiyah for Spiritual Leadership
YouTube: https://www.youtube.com/c/SaidMuniruddin
Web: saidmuniruddin.com
fb: http://www.facebook.com/saidmuniruddin/
Twitter & IG: @saidmuniruddin

Next Post

AN INTRODUCTION TO BFS (IAP-USK)

Fri May 7 , 2021

Kajian Lainnya