SYAJARAH MAL’UNAH


“Jurnal Tasawuf Akhir Zaman” PEMUDA SUFI | Artikel No.72 | Oktober 2021


SYAJARAH MAL’UNAH
Oleh Said Muniruddin | Rector The Zawiyah for Spiritual Leadership

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM.

وَمَا مَنَعَنَآ اَنْ نُّرْسِلَ بِالْاٰيٰتِ اِلَّآ اَنْ كَذَّبَ بِهَا الْاَوَّلُوْنَۗ وَاٰتَيْنَا ثَمُوْدَ النَّاقَةَ مُبْصِرَةً فَظَلَمُوْا بِهَاۗ وَمَا نُرْسِلُ بِالْاٰيٰتِ اِلَّا تَخْوِيْفًا ° وَاِذْ قُلْنَا لَكَ اِنَّ رَبَّكَ اَحَاطَ بِالنَّاسِۗ وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِيْٓ اَرَيْنٰكَ اِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُوْنَةَ فِى الْقُرْاٰنِ ۗ وَنُخَوِّفُهُمْۙ فَمَا يَزِيْدُهُمْ اِلَّا طُغْيَانًا كَبِيْرًا °

[59] – Tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan tanda-tanda, melainkan karena itu telah didustakan oleh orang-orang terdahulu. Kami telah berikan kepada kaum Tsamud unta betina (sebagai mukjizat) yang jelas, tetapi mereka menganiayanya. Kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu kecuali untuk menakut-nakuti.

[60] – (Ingatlah) ketika Kami berfirman kepadamu, “Sesungguhnya Tuhanmu meliputi seluruh manusia.” Kami tidak menjadikan ru’ya yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk dalam Al-Qur’an. Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.” (QS. Al-Isrā’ [17]: 59-60).

***

Dalam Alquran ada namanya “syajarah mal’unah”. Pohon Terkutuk. Dari akar sampai pucuknya terkutuk. Dalam ilmu nasab juga ada namanya nasab mal’un. Nasab palsu. Nasab pendusta. Nasab terkutuk. Sejak kakek sampai cucunya menjadi pendusta. Pemalsu agama. Walau diketahui selalu berbaju Islam.

Kalau Abu Lahab, itu sama istrinya saja yang jahat. Tidak sampai membunuh Nabi dan Keluarganya. Tapi diabadikan dalam Al-Quran sebagai penghuni neraka (Surah Allahab). Dia itu pamannya Nabi. Abang dari Abdullah, ayah Nabi. Bahkan kelahiran Nabi disambutnya secara suka cita. Dibuatnya kenduri. Dianggapnya Muhammad anaknya sendiri.

Ganteng Abu Lahab ini. Pipinya merah bercahaya. Istrinya yang bernama Arwa juga begitu. Bahkan digelari “Ummu Jamil.” Ibu yang cantik. Tapi ya begitu, Abu Lahab yang memiliki nama asli Abdul Uzza bin Abdul Muthalib, berdua dengan istrinya (yang juga khalati/bibi dari ibu Muawiyah) justru menelikung keponakan sendiri, yang dianggapnya bukan utusan Tuhan.

Sedangkan Muawiyah (berkuasa pada 661-680 M), sejak dari kakeknya yang bernama Abdu Syam sampai kepada anak cucunya dalam dinasti Umayyah, terus berkonflik dan ikut menjadi musuh utama Bani Hasyim. Bahkan menjadi pembantai keluarga Nabi. Termasuk memberontak melawan Khalifah Ali kwh. Sampai kepada meracun anaknya, Hasan bin Ali.  Menyiksa orang-orang yang dicintai Nabi. Tentu itu semua tidak dilakukan dengan tangannya sendiri. Mereka ini politisi piawai. They keep their hands clean. Semua dilakukan melalui tangan orang-orang yang diupahnya. Melalui para pegawainya.

Sejak jahiliah sampai sudah masuk Islam mereka menyimpan benci pada Bani Hasyim. Padahal masih satu kakek. Silsilah mereka bertemu pada Abdu Manaf. Lengkapnya: Muawiyah bin Abu Sufyan, bin Harb, bin Umayyah, bin Abdu Syam, bin Abdu Manaf. Sedangkan Hasan/Husen, bin Ali, bin Abu Thalib, bin Abdul Muthalib, bin Hasyim, bin Abdu Manaf.

Itulah the cursed tree, pohon terkutuk, dan menjadi ujian (peringatan) bagi kita semua (QS. Al-Isra: 60). Nasab yang menjadi fitnah besar bagi generasi setelahnya. Figur seperti ini menjadi sumber dari segala kekacauan dan perpecahan dalam dunia Islam. Padahal, ia seorang sahabat, dan juga sama-sama dari Bani Quraisy. Tapi ya begitu, dia pula yang paling bersemangat dan mati-matian memerangi trah Muhammad. Lalu membangun kekuasaannya sendiri, termasuk melawan kekhalifahan yang sah yang dipimpin Ali.

Muawiyah menjadi sangat kontroversial. Tradisi Syiah cenderung mengutuknya. Sementara Sunni tradisional cenderung mengambil sikap diam. Malas membahas tentangnya. Tak ada indahnya. Karena sejarah seputar dia memang “hitam”, penuh darah. Makanya hanya dikenal empat khalifah yang rasyidun. Setelahnya sudah mal’un. Menjadi penyebar (dusta dan kebrutalan) Islam. Berbeda halnya dengan kelompok salafi tertentu, menganggap Muawiyah sebagai sosok sahabat penting. Tidak segan-segan menyemai gelar radhiallahu anhu padanya. Inilah yang disebut “fitnah”, kontroversial. Tidak jelas kesuciannya.

Ayahnya, Abu Sufyan, juga begitu. Sahabat juga. Walaupun masuk Islam sudah kemudian, saat Mekkah ditaklukkan. Diberi suaka oleh Nabi. Dan tidak berani lagi melawan. Tapi anak cucunya dikemudian hari masih meneruskan misinya, menyingkirkan otoritas suci. Mereka memang memakai baju Islam, tapi berfoya-foya. Menyiksa ulama. Menyakiti orang-orang, khususnya yang fulgar bershalawat kepada Keluarga Nabinya. Mimbar Jumat mereka perintahkan untuk diisi dengan fitnah, sumpah serapah, yang dilakukan selama ratusan tahun kepada Ali. Sampai muncul salah satu orang sadar ditengah mereka, Umar bin Abdul Aziz (berkuasa pada 717-720 M), untuk menggantikan cercaan dengan ayat-ayat amar makruf, penegakan keadilan dan perilaku ihsan kepada alqurba (QS. An-Nahal: 90). Alhamdulillah, ini menjadi bacaan “wajib” dipenghujung khutbah Jum’at kita sampai saat ini.

Para pendusta agama, mal’un ini, sudah ada sejak zaman nabi-nabi sebelumnya. Di zaman Shaleh as, kaumnya Tsamud juga menyiksa “unta betina” Nabi Shaleh as. Bayangkan, menyembelih unta nabi saja sudah diabadikan Alquran sebagai tindakan bejat. Konon lagi berani menyembelih anggota Keluarga Nabi. Padahal, baik “unta betina” maupun ahlul bait, itu sama-sama mukjizat, tanda-tanda yang dititip untuk nabi (QS. Al-Isra: 59). Dari merekalah sebenarnya ruh Alquran bisa diperoleh, sehingga spirit agama menjadi kuat dan menyejukkan. Tidak kaku dan ektrim.  Ada tafsir yang mengatakan, “unta betina” itu sebenarnya orang tertentu yang sangat dekat dengan Nabi Shaleh as. Tapi dibunuh oleh umat Nabi Shaleh sendiri.

Bukan orang kafir atau musuhnya yang membunuh “unta” Nabi Shaleh as. Tapi umatnya sendiri. Yang menyembelih Keluarga Nabi juga bukan orang kafir. Bukan orang Kristen  Romawi atau Zoroaster Parsi. Tapi orang yang dipercayai mampu menghafal Quran. Umat Nabi SAW sendiri. Yazid, anaknya Muawiyah, sampai menyusun corps marechaussee yang khusus dibiayai mereka untuk menghabisi Husain dan unta-unta suci Nabi. Dipimpin Umar bin Sa’ad, dengan anggota-anggotanya yang terkenal sadis dan militan seperti Syimir, Sinan bin Anas Amr Nakhai dan lainnya. Jihadis ini mengeksekusi hampir semua keluarga titipan (ithrah) Nabi kepada kita. Tak hanya sampai disitu, para perempuannya juga disiksa, dipermalukan dan digiring ke istana Yazid pimpinan mereka. Penerus dinasti ini juga terus memburu, mengawasi, mengucilkan dan mengeksekusi, tidak hanya keturunan Nabi, tapi juga siapapun yang punya ikatan cinta dengan mereka.

Syajarah mal’unah adalah “pohon terkutuk”. Ia senantiasa hidup dan tumbuh. Berketurunan. Ada di tengah kita. Membangun dinasti. Menguasai mimbar-mimbar agama. Tapi monyet semua, sebagaimana dilihat Nabi dalam mimpinya. Sangat menakutkan. Menjadi sumber fitnah. Pendusta. Palsu. Radikal. Suka menganiaya. Tidak segan-segan untuk memerangi muslim lainnya. Melakukan bom bunuh diri di tengah-tengah jamaah ibadah saudaranya.

Kehadiran Islam seperti tidak mampu mensucikan jiwa mereka. mungkin karena “cermainya terlalu pekat”. Karena motifnya memang beda. Semakin dinasehati atau ditakuti akan siksa Allah taala, justru semakin membuat mereka durhaka. Bagi mereka, agama hanya sandiwara. Bukan lillahi ‘taala. Ayat dan riwayat juga disebar. Agama dikembangkan. Tapi hanya untuk menjadi opium bagi masyarakat. Bukan untuk membebaskan. Bukan untuk membawa rakyatnya kepada Tuhan. Mereka sendiri tidak punya kemampuan untuk itu. Para pewaris mazhab ini masih bisa ditemui sampai sekarang. Dalam bentuk dinasti-dinasti yang cinta dunia dan takut mati. Lebih setia menjaga ladang minyaknya, daripada membantu saudara-saudara yang ditindas zionisme dunia. Padahal mereka punya semua sumberdaya untuk melakukan itu; baik uang, tentara dan senjata.

Kita dan anak cucu kita juga punya potensi menjadi seperti itu. Menjadi generasi pendusta. Menjadi bagian dari sebuah gerakan yang tidak sungkan-sungkan untuk membunuh dan mengkafirkan sesama. Menjadi pemimpin kelompok-kelompok mal’un. Menjadi pihak-pihak yang membiayai kelompok-kelompok teror semacam ISIS, Alqaeda, Daesh, Boko Haram, dan gerakan-gerakan takfiri lain; yang ujung-ujungnya hanya mempermalukan Islam. Entah berapa juta umat islam sudah tewas ditangan kita sendiri. Apakah anda pikir gerakan-gerakan fundamentalis ini muncul sendiri? Tentu Tidak! Ada barisan keulamaan yang membangun untuk mereka sebuah doktrin dan teologi. Ada raja-raja yang kemudian ikut membiayai. Bukan murni bentukan asing.

Untuk terhindar dari fitnah ini, Alquran mengajari kita sebuah doa penuh harap bagi keselamatan anak cucu. Doa supaya kita dan keturunan kita menjadi imam bagi kelompok yang bertaqwa. Bukan menjadi pemimpin bagi jaringan-jaringan pendusta:

وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

“Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” QS. Al-Furqān [25]: 74.

Terlalu berat untuk melihat sisi tertentu dari masa lalu Islam secara vulgar. Tapi masa depan juga dapat berulang dengan alur serupa. Sehingga kita harus belajar dan berhati-hati. Tidak ada usaha yang lebih baik, selain menjaga umat ini tetap satu. Senantiasa merajut damai dalam ukhuwah. Terus membawa pesan-pesan cinta. Meskipun umat ini punya potensi pecah dan dipecah-pecah, dalam puluhan golongan, saya yakin, yang selamat hanya satu. Yaitu pengikut sunnah yang senantiasa mengecilkan khilafiyah. Yang selalu mengkampanyekan persatuan dan kedamaian. Mazhab apapun itu. Sebab, Islam itu “Ahad”. Satu. Islam itu “Salam”. Damai.

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.****
___________________
SAID MUNIRUDDIN
The Zawiyah for Spiritual Leadership
YouTube: https://www.youtube.com/c/SaidMuniruddin
Web: saidmuniruddin.com
fb: http://www.facebook.com/saidmuniruddin/
Twitter & IG@saidmuniruddin

One thought on “SYAJARAH MAL’UNAH

Comments are closed.

Next Post

SETELAH MATI, TIDAK ADA YANG TERPUTUS

Sat Oct 23 , 2021
“Jurnal […]

Kajian Lainnya