HUBUNGAN LANGSUNG


Jurnal Tasawuf Akhir Zaman” | PEMUDA SUFI | Artikel No.78 | November 2021


HUBUNGAN LANGSUNG
Oleh Said Muniruddin | Rector | The Zawiyah for Spiritual Leadership

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Kalau mau menonton siaran langsung Madrid Vs. Barca, pastikan ada TV dan satelitnya. Karena itu “perantara” yang membuat anda bisa “langsung”. Kalau tidak ada alat-alat itu, mau nonton apa? Atau mau nonton langsung ke Spanyol sana? Ya pakailah “pesawat” sebagai perantara, untuk bisa kesana.

Ngerti gak makna “langsung”? You dimana, Allah dimana? You siapa, Allah siapa? Wujudnya beda. Alamnya tak serupa. Jaraknya tak terhingga. Dia qadim, engkau baharu. Gimana mau langsung. Kau dengan Tuhan unlimited berbeda. Untuk melihat dan berhubungan dengan kuman yang sangat halus saja engkau perlu mikroskop. Ini kau mau lihat Tuhan yang maha gaib itu secara langsung? You sehat tidak?

Kalau hubunganmu dengan Tuhan sudah bisa langsung, dari dulu kita sudah bisa berbicara dengan-Nya, sudah mampu mendengarnya. Sudah mampu melihatnya. Yang terjadi apa? Justru kita masih ngomong sendiri, lalu menghayal seolah-olah Tuhan mendengar dan melihatnya. Itu teknik berfikir positif. Biar kita senang. Bukan hubungan langsung.

“Langsung” itu hubungan pasti. Tuhannya nyata. Haq. Tak ada keraguan. Komunikasinya efektif. Engkau tau sekarang Dia lagi ngomong apa. Engkau tau Dia sekarang lagi memerintahkan kita harus melakukan apa. Engkau tau apa yang terjadi di langit sana. Itu langsung. Sudah hilang hijabnya. Sudah tidak berjarak. Sudah nampak. Sudah konek. “Dia sudah lebih dekat dari urat leher”. Nyata, ada dimana-mana.

Apakah hubungan kita dengan Tuhan sudah seperti itu? Tidak! Ngak usah ngecap. Jauh.

Maka, cari teknologi yang bisa membuat hubungan menjadi langsung. Itulah yang disebut wasilah. Wasilah adalah “satelit”, “burak”, yang sebenarnya adalah Cahayanya sendiri. Sebab, hanya Cahayanya yang sampai kepada-Nya. Yang sampai ke matahari hanya cahaya matahari sendiri. Yang lain pasti terbakar.

Maka carilah Cahaya itu, lalu jadilah bagian dari itu. Itulah yang membawamu “terbang” langsung ke sisi-Nya. Cahayanya itu adalah burak/rasul. Jibril itu rasul, guru, utusan-Nya. Disebut “utusan” karena ia dari Tuhan, dan dengan ‘sayapnya’ bisa bolak-balik ke Tuhan. Jibril adalah Cahaya Tuhan (burak) yang mampu “membawa” kita dari satu alam ke alam lain. Dari alam jabarut ke alam malakut, sampai ke alam Rabbani. Ada proses pengayaan spiritual yang akan diajari oleh Jibril agar jiwa kita bisa sampai, atau kembali kepada Tuhan.

Pertanyaannya, Rasul (Cahaya Tuhan) masih ada atau tidak? Kalau sudah tidak ada, maka tidak ada lagi teknologi yang bisa membawa kita kepada Tuhan. Kalau masih ada, cari dia. Mudah-mudahan belum pensiun Jibrilnya. Berguru dan milikilah sanad ruhani kepadanya. Terimalah wahyu-wahyu dari dia. Belajarlah meluruskan adab dengan dia (sebab Tuhan tidak menerima orang yang tak punya adab, walau ilmunya selangit). Lalu akan sampai pada satu titik, jika berkenan, ia akan membawamu kepada Tuhan, sambil berkata: “Ini adalah engkau, dan ini adalah Tuhanmu”.

Agama adalah sains. Ilmiah. “Langsung” itu bukanlah hubungan simsalabim, yang tiba-tiba sampai. Ada proses. Ada penghubung. Ada media. Ada guru. Ada sholawat. Ada diperantarai oleh nama Muhammad-nya. Ada teknologinya. Kalau teknologi ini sudah aktif, kita akan selalu terhubung secara langsung dengan Allah. Baik dalam sholat maupun ibadah lainnya.

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.****

💥 powered by SUFIMUDA
___________________
SAID MUNIRUDDIN
The Zawiyah for Spiritual Leadership
YouTube: https://www.youtube.com/c/SaidMuniruddin
Web: saidmuniruddin.com
fb: http://www.facebook.com/saidmuniruddin/
Twitter & IG@saidmuniruddin

One thought on “HUBUNGAN LANGSUNG

  1. “Langsung” itu hubungan pasti. Tuhannya nyata. Haq. Tak ada keraguan. Komunikasinya efektif. Engkau tau sekarang Dia lagi ngomong apa. Engkau tau Dia sekarang lagi memerintahkan kita harus melakukan apa. Engkau tau apa yang terjadi di langit sana. Itu langsung. Sudah hilang hijabnya. Sudah tidak berjarak. Sudah nampak. Sudah konek. “Dia sudah lebih dekat dari urat leher”. Nyata, ada dimana-mana.

    Hidup dimuka bumi ini adalah Ilusi,antara langit dan bumi ada hijab seperti kain gorden yg menyelubunginya,siapa yg dpt menembusi langit maka dia akan melihat kehidupan yg sempurna.Tidak ada penderitaan.Dahulu langit dan bumi ini menyatu maka dipisahkanlah keduanya,oleh sebab itu mereka yg tidak percaya menamakannya big bang karena mencari sesuatu dlm benak pikiran mereka saja.

    ustadz sayyid habib yahya

Comments are closed.

Next Post

SUFI SUKSES DAN KAYA RAYA

Thu Nov 4 , 2021
“Jurnal […]

Kajian Lainnya