MENGENAL DUA JENIS RAMPOK

“Jurnal Suficademic” | Artikel No. 74 | September 2022

MENGENAL DUA JENIS RAMPOK
Oleh Said Muniruddin | RECTOR | The Suficademic

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Merampok bisa dilakukan dengan dua cara. Secara “ilegal” dan “legal”.

Pertama, “perampokan ilegal” (illegal robbery). Itu memakai gaya cowboy. Tembak, bunuh, bawa lari uangnya. Pelaku akan jadi kriminal. Diburon. Ini bentuk perampokan yang selalu dilakukan oleh kelas jelata.

Anda, kalau tingkat pendidikannya rendah, bisa mempraktikkan cara ini. Tapi resiko tanggung sendiri. Sementara, kalau gelar akademik sudah memadai, masuklah ke sektor publik dan lakukan cara kedua di bawah ini. Anda bisa merampok secara profesional dibawah perlindungan, sekaligus atas nama negara.

Kedua, “perampokan legal” (legal robbery). Itu dilakukan dengan memakai undang-undang dan berbagai aturan turunan. Merampok dengan cara ini harus ada RPJP, RPJM dan RKP-nya. Ada KUA, PPAS dan RKA. Ada APBN/APBD/APBK-nya. Penggerusan sumberdaya terjadi secara terstruktur dan santai. Lewat teori dan sistematika berantai. Lewat Musrembang dan dan proyek-proyek pilihan. Lewat struktur gaji, biaya operasional, fee dan tunjangan. Bila perlu ada pakta integritas. Di atas kertas; semua rencana, proses dan realisasi bisa diolah. Grafik progress bisa diperindah. Tapi, di otak belakang para pelaku, motif dan targetnya sama: bawa lari uang!

Perampokan, baik ilegal maupun legal, cirinya sama. Membuat rugi institusi tempat uang itu dinikmati. Kalau ada lembaga dan badan usaha negara yang laporannya rugi terus, kinerjanya tidak membaik, itu rampok semua di dalamnya. Kalau ada provinsi dan kabupaten yang jalannya masih berlobang dan rakyatnya terus miskin; itu rampok semua para politisi, birokrat dan pegawainya. Tentu tidak semua begitu. Mungkin cuma anda yang masih suci.

Bisakah rampok ini dihilangkan? Jawabannya, “tidak”. Yang bisa kita lakukan adalah menyamarkannya. Dengan cara memelihara jenggot dan meneriaki yang lain sebagai kafir dan komunis. Dengan cara memamerkan foto sedang tawaf di depan Kakbah. Dengan cara sering-sering memakai peci dan cepat-cepat ke masjid kalau mendengar adzan. Bila perlu, sering duduk dipanggung zikir. Berfoto dengan ulama. Buat safari subuh berjamaah. Setelah itu, jangan lupa teken!

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.*****
___________________
SAID MUNIRUDDIN
The Suficademic
YouTube: 
https://www.youtube.com/c/SaidMuniruddin
Web:
 saidmuniruddin.com
fb: http://www.facebook.com/saidmuniruddin/
Twitter & IG@saidmuniruddin

Next Post

QURAN ITU ORANG, BUKAN KERTAS

Sat Sep 10 , 2022
“Jurnal […]

Kajian Lainnya