“RASHADA”, INFORMAN KREATIF PENJAGA MANUSIA

Jurnal Suficademic”| Artikel No. 3 | Januari 2023

“RASHADA”, INFORMAN KREATIF PENJAGA MANUSIA
Oleh Said Muniruddin | RECTOR | The Suficademic

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM.

عَٰلِمُ ٱلْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِۦٓ أَحَدًا [] إِلَّا مَنِ ٱرْتَضَىٰ مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُۥ يَسْلُكُ مِنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ رَصَدًا []

“Dia mengetahui yang ghaib, lalu Dia tidak memperlihatkan yang gaib itu kepada siapapun (26); Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, sesungguhnya Dia menempatkan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya (27)” (QS. Jin: 26-27).

Surah Jin ayat 26-27 mengatakan, “pengetahuan kreatif” (informasi gaib) itu hanya Allah yang tau. Selain itu tidak ada yang atau. Kecuali orang-orang yang diberitau oleh Allah. Diantaranya para rasul. Dan tentunya juga orang-orang yang mewarisi metodologi ilmu-ilmu kreatif (laduniah) para rasul (QS. Al-Kahfi: 65). Yaitu ilmu yang mampu melatih seseorang untuk berkomunikasi secara kreatif dengan para utusan Allah, dengan para “penjaga” (malaikat) yang ada di muka dan belakangnya (QS. Jin: 27).

Kalau ditanya, bagaimana cara seorang hamba bisa mengetahui yang gaib secara kreatif? Salah satu jawabannya seperti yang ada di surah Jin ayat 27 tersebut: “.. Dia menempatkan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan belakangnya”.

Apa itu “penjaga-penjaga”?

“Penjaga” atau dalam bahasa arabnya disebut “rashada” (رَصَدًا) merupakan “mata” atau “pengawas”. Dapat diartikan sebagai “penjaga”, “pembisik”, “penolong”, “pengarah”, dan lain yang serupa.

Karena “aktifnya” para penjaga yang ada disekeliling seorang rasul ini, maka memungkinkan untuk terus terjaga, terbimbing, terinformasikan, terberitakan dan terarahkan sepanjang gerak kehidupan penyampaian risalah (QS. Jin: 28).

Karena ada penjaga inilah maka Nabi terhindar dari salah, menjadi maksum. Kalau Nabi salah dalam bertindak dan berbicara, berarti penjaganya bodoh-bodoh. Mungkin penjaganya ketiduran. Atau lupa memberi tau Nabi mana yang benar dan mana yang salah. Sementara disebutkan, “penjaga-penjaga” yang mengelilingi semua sisi Nabi adalah “malaikat”. Malaikat adalah wujud gaib yang aktif; dan tentunya tidak pernah salah, tidak pernah tidur, dan tidak mungkin bodoh. Tugasnya adalah terus menerus berkomunikasi dengan Nabi. Omongannya merupakan kehendak Ilahi, Kalam Tuhan.

Seperti apa para “penjaga” yang ada di muka dan belakang Nabi itu? Bagaimana cara kerjanya?

Bayangkan anda mengendarai mobil. Anda sedang menuju ke sebuah daerah yang anda tidak tau. Anda hanya terus berjalan.

Tentunya, semua yang ada di depan itu “gaib” sifatnya. Anda tidak mengetahui jika beberapa puluh meter kedepan ada simpang ke kiri atau ke kanan. Anda juga tidak tau jika seratus meter lagi akan melewati pom bensin. Anda juga tidak tau jika beberapa kilometer setelah itu akan berada di wilayah macet. Anda juga tidak tau jika ada jalur-jalur alternatif untuk mempermudah perjalanan.

Tidak ada orang yang tau itu. Cuma Allah yang tau. Dan orang-orang yang secara kreatif diberitau oleh Allah.

Dengan apa Allah memberi tau? Tentu dengan menempatkan “penjaga-penjaga” bersama kita. Yaitu GPS. Alias googlemap. Itu salah satu contoh “penjaga”; yang secara kreatif memberitahu, membisiki, meneriaki, mengarahkan, membimbing dan menunjuki kita kemana harus berjalan.

Ketika anda telah meng-“install” perangkat lunak batiniah ini di Hp anda, otomatis ia menjadi hidup dan terus bersuara ketika anda membutuhkannya. Ia akan terus mendampingi kemanapun anda mengemudi. Itu baru satu jenis perangkat “penjaga” yang sangat kreatif, yaitu googlemap.

Konon lagi jika anda mampu mendownload banyak “penjaga” (software) lain untuk menjadi “mata”, “telinga”, “pengawas”, “penunjuk”, “penghitung”, “pembimbing” atau “pengarah” kreatif lainnya dalam perjalanan hidup di dunia. Begitulah para nabi, begitu banyak penjaga yang mengelilingi mereka. Dibahasakan sebagai “muka dan belakang”. Artinya, seluruh sisi jasad dan jiwa mereka dipenuhi perangkat-perangkat spiritual yang mampu mengakses berbagai pengetahuan kreatif (gaib) dalam berbagai format. Baik dalam bentuk peta, rasa, suara, visual, dan sebagainya.

Tidak hanya akhirat, dunia ini juga alam gaib. Kita tidak tau apa yang akan terjadi besok. “Besok” itu sendiri sebenarnya juga bermakna hari akhir, hari kemudian. Hari yang masih gaib. Kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi besok, kecuali punya “aplikasi-aplikasi (penjaga/malaikat) yang bisa kita klik untuk memperoleh jawabannya. Karena itu Nabi banyak tau masa depan. Nabi mampu mengakses potensi-potensi yang akan terjadi. Batin Nabi berisi malaikat-malaikat kreatif ini, Ruh yang super cerdas.

Suluk, khalwat, tariqah atau beragam jalan sufistik; itu sebenarnya salah satu proses untuk mendownload berbagai software kreatif yang sangat batiniah ini. Sehingga memampukan bagi seseorang untuk mengakses berbagai pengetahuan kreatif dari Tuhan (gaib). Lebih dari itu, jalan spiritual merupakan jalan untuk mengaktivasi dan mengakrabkan diri dengan para “penjaga” utusan Tuhan.

Kita tidak bisa mengandalkan nafsu dan akal kita semata dalam mengarungi samudera yang gaib dan gelap gulita. Hidup tidak memadai dengan hafalan Qur’an dan hadis saja. Kalau memadai dengan teks, mungkin Muhammad sudah cukup dengan Taurat, Zabur Injil dan berbagai manuskrip lainnya. Tapi tidak. Dia butuh sesuatu yang “Maha Hidup” dan “Maha Tau”. Kita butuh kehadiran-Nya, melalui muraqabah para malaikatNya. Kita butuh navigasi “googlemap”, sesuatu yang aktif dan kreatif, yang berbicara dan memberi hidayah (petunjuk) secara langsung. Sehingga kita tidak tersesat di dalamnya. Kita butuh “mata” dan “pengawas” agar tidak berakhir ke tempat yang salah.

Sebagai orang beriman, kita tidak hanya percaya kepada malaikat sebagai sesuatu yang gaib. Kita justru harus menemukan malaikat-malaikat itu, untuk menjadi sahabat dalam perjalanan. Menjadi teman bicara. Menjadi penunjuk arah. Menjadi penasehat-penasehat kreatif. Itu bentuk sempurnanya iman. Melampaui sekedar percaya. Melainkan ketemu “barangnya”.

Kehidupan Nabi seperti itu. Beberapa orang berusaha untuk mengikuti Nabi. Berusaha merasakan kehadiran Tuhan dengan terlebih dahulu melakukan perjumpaan dengan para malaikat yang super kreatif itu.

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.

#powered by SUFIMUDA
___________________
FOLLOW US
:
SAID MUNIRUDDIN | The Suficademic
Web: 
saidmuniruddin.com
YouTube: youtube.com/c/SaidMuniruddin
TikTok:
tiktok.com/@saidmuniruddin
IG: instagram.com/saidmuniruddin/
Facebook: facebook.com/saidmuniruddin/
Twittertwitter.com/saidmuniruddin
Join Grup WA: The Suficademic-1
Join Grup WA: The Suficademic-2

Next Post

UP-GRADING IMAN, DARI GAIB KE ILMIAH

Sun Jan 8 , 2023
“Jurnal […]

Kajian Lainnya