“HUUR”: SURGA, BIDADARI DAN NAFSU BINATANG

Jurnal Suficademic”| Artikel No. 5 | Januari 2023

“HUUR”: SURGA, BIDADARI DAN NAFSU BINATANG
Oleh Said Muniruddin | RECTOR | The Suficademic

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Terkadang Nabi harus berbicara dengan kita yang merupakan sekelompok hewan. Sehingga harus menafsirkan surga sebagai ‘rumah bordil’. Rumah yang penuh bidadari jelita, berkulit putih, bermata cantik, belum pernah disentuh, muda, perawan, seksi, malu-malu dan menawan. Bisa disetubuhi kapanpun kita senang.

Tapi, ketika menyadari bahwa sebelumnya kita semua pernah menjadi tumbuh-tumbuhan; maka 1000 bidadari bukanlah sesuatu yang kita butuhkan untuk mencapai kepuasan.

Pun harusnya kita sadar, bahwa setelah ini semua wujud akan melampaui esensi nabati dan hayawan. Kita semua akan kembali ke asal, menjadi murni spiritual. Kepuasan kita hanya diperoleh dengan berjumpa Tuhan. Khawatir kita, tidak ada yang namanya makhluk nakal bernama bidadari yang berjenis kelamin perempuan, yang disediakan untuk memenuhi nafsu laki-laki yang ketika di surga katanya akan mengalami puber terus menerus.

حور عين – حورية‎ – حور – حوراء

Yang ada setelah ini adalah “Huur” atau “Hurun ‘Ain” (QS. Al-Waqiah: 22, At-Thur: 20, Ad-Dukhan: 54). Huur, Haura, atau huriyah adalah sebuah istilah mistik tentang keindahan dan kenikmatan. Istilah ini mencoba menjembatani pemahaman dunia material dengan spiritual. Huur itu sendiri artinya “putih”, sebuah kata yang sebenarnya bebas dari jenis kelamin. Huur merupakan dunia cahaya, dunia ketuhanan, dunia ideal; yang disana anda bisa memperoleh bentuk-bentuk kedamaian, kenikmatan dan keserasian.

Manusia berevolusi dari “jiwa nabati” (vegetative soul), ke “jiwa hayawan” (animal soul), ke “jiwa insani” (divine soul). Kenikmatan yang diperoleh tentu beda-beda. Surga adalah tempat dimana kita akan abadi, asyik dan masyuk bersama Khalik. Bukan dengan makhluk. Artinya, surga bukan tempat untuk kembali mengumbar nafsu kebinatangan yang belum tuntas kita salurkan di ranjang dunia. Surga bukan tempatnya binatang. Surga tempatnya para malaikat, tempat manusia-manusia merdeka. Tempat dimana segala bentuk kesenangan dan kebahagiaan telah jauh ter-upgrade dari level standar dunia hewan.

Istilah “bidadari” sebenarnya diambil dari konsepsi Hindu/Sanskerta: विध्यधरी ; vidhyadharī). Bidadari artinya “makhluk berwujud manusia berjenis kelamin wanita yang tinggal di kahyangan“. Mungkin para ahli translasi/tafsir menganggap ajaran dan istilah Hindu ini cocok untuk menggambarkan makna “Hur” dalam Qur’an. Pengaruh Hindu terhadap Islam memang masih sangat kuat.

Pada masa Nabi, doktrin “wanita seksi” ini ampuh untuk membangkitkan semangat jihad anak muda Arab yang banyak sekali menuntut pahala ini itu, guna menghadapi kaum kafir. Sekarang, doktrin ini dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok ektrim besutan Barat semacam ISIS dan aneka variannya, untuk merekrut relawan bom bunuh diri lewat isu-isu khalifah, pemurnian tauhid, dan sebagainya.

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.

#powered by SUFIMUDA
___________________
FOLLOW US
:
SAID MUNIRUDDIN | The Suficademic
Web: 
saidmuniruddin.com
YouTube: youtube.com/c/SaidMuniruddin
TikTok:
tiktok.com/@saidmuniruddin
IG: instagram.com/saidmuniruddin/
Facebook: facebook.com/saidmuniruddin/
Twittertwitter.com/saidmuniruddin
Join Grup WA: The Suficademic-1
Join Grup WA: The Suficademic-2

2 thoughts on ““HUUR”: SURGA, BIDADARI DAN NAFSU BINATANG

Comments are closed.

Next Post

MENG-"HIDUP"-KAN AGAMA: DARI BAYAN DAN BURHAN, KE IRFAN

Thu Jan 19 , 2023
“Jurnal […]

Kajian Lainnya