“THE POWER OF SLEEPING”: APAKAH ANDA KETIDURAN SAAT KHATIB BERKHUTBAH?

“Jurnal Suficademic” | Artikel No. 26 | Februari 2023

“THE POWER OF SLEEPING”: APAKAH ANDA KETIDURAN SAAT KHATIB BERKHUTBAH?
Oleh Said Muniruddin | RECTOR | The Suficademic

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Bapak-bapak sekalian, mohon dijawab yang jujur. Saat mendengar khutbah di hari Jumat, Anda ketiduran?

Jawab saja “iya”, tidak usah malu-malu. Apalagi kalau Anda sudah tua, pasti ketiduran. Tidak yakin saya Anda mampu fokus disepanjang khutbah, yang terkadang isinya entah apa-apa. Apalagi dengan cara mendengar sambil menunduk. Konon lagi Anda pergi jumatan dalam keadaan perut lapar. Itu sudah pasti Anda aka cepat sekali terbawa ke alam bawah sadar (subconscious mind), ke gelombang Alfa dan Theta.

Dan itu menurut saya bagus. Sebab, dibolehkan tidur saat Jumat, selama itu dilakukan sambil duduk. Apalagi dengan “duduk khusus zikir” sebagaimana diajarkan dalam tradisi sufisme, itu tidak batal wudhuk. Tapi jangan sampai berbaring atau menjulurkan kaki. Kalau mau tidur sambil berbaring, sambil berguling-guling, jangan pergi Jumat. Kunci pintu, tinggal di rumah saja. Tapi berdosa kita, kalau tidak Jumat. Apalagi kalau tiga kali absen. Bisa jadi kafir kita. Katanya begitu.

Atau, kalau mau tidur sambil berbaring, tunggu sampai shalat Jumat selesai. Celakanya, setelah Jumat, kita sudah tidak ngantuk lagi. Begitu imam mengucapkan salam di ujung tahiyyat akhir, mata langsung terbuka, kesadaran kembali ke level “Beta”.

Jadi, kalau Anda susah tidur (insomnia) sering-seringlah shalat Jumat. Pasti ketiduran, sembuh Anda. Mungkin itu salah satu hikmah shalat Jumat. Sebenarnya, siang pun ada arahan dari Nabi untuk tidur sejenak. Maka, sebaik-baik tidur, menurut saya, adalah sambil duduk mendengarkan khutbah.

Sebenarnya bukan benar-benar tidur, sampai ke level mengorok (Delta wave). Tapi lebih dalam bentuk “light sleep” (meditatif/iktikaf/zikir). Kalau sudah dalam posisi iktikaf, sambil menutup mata dan menundukkan kepala; sudah pasti kesadaran Anda perlahan akan sirna ke alam lain. Frekuensi gelombang otak Anda akan lebih rileks dan masuk ke dunia yang kreatif imajinatif. Alam dimana kesadaran Anda menjadi lebih murni.

Di level inilah doa-doa sebenarnya mudah makbul. Sebab, Anda sudah berada di alam bawah sadar, tempat dimana Anda mampu berinteraksi dengan Tuhan secara intuitif. Allah hanya mendengar bahasa-bahasa yang di sounding melalui gelombang subconscious. Inilah yang disebut “khusyuk”. Khusyuk itu kondisi setengah sadar. Kondisi dimana Anda mengalami “loss of bodily awareness”, bahkan mengalami “trance” (ecstatic).

Itulah sebabnya, doa diantara dua khutbah, itu makbul. Sebab, Anda dibangunkan untuk berdoa menjelang selesainya khutbah. Tapi, anda masih dalam posisi duduk beriktikaf dalam kondisi masih rileks. Jadi, saat itu, Anda dalam kondisi diantara sadar dan tidak sadar. Itu kondisi terbaik untuk berdoa.

Konon lagi kalau Anda punya “wasilah” dalam berdoa, tau cara mengisi “tidur” Anda dengan teknik-teknik (kaifiyat) menghadapkan wajah kepada Allah. Sehingga tidur Anda dalam masjid menjadi ditakuti setan. Bahkan setan lebih berani mengganggu orang disamping Anda, yang terjaga dan sedang melaksanakan shalat.

Karena itu, makin cepat Anda hadir ke masjid pada hari Jumat, makin besar pahalanya. Kenapa? Karena makin panjang waktu Anda bisa ‘tidur’ (berzikir/beriktikaf/berada dalam keadaan subconscious) di Masjid. Puncak ‘tidur’ adalah saat mencapai waktu berdoa diantara dua khutbah.

Ayat tentang Jumat juga menekankan apa yang sedang kita bahas:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk melaksanakan salat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah “mengingat Allah” dan “tinggalkanlah jual beli“. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. Al-Jumu‘ah [62]: 9)

Ada dua pengertian dari ayat ini. Pertama, kalau diseru untuk shalat Jumat, segera tinggalkan aktifitas jual beli. Ini makna tekstual/lahiriah. Kedua, pahami makna “jual beli” dan “mengingat Allah” dalam konteks brainwaves. “Mengingat Allah” adalah bentuk dari kesadaran manusia pada gelombang Alpha dan Theta (intuitif/subconscious). Sementara “jual beli” adalah bentuk dari aktifitas otak kiri, logis dan rasional (Beta).

Semua aktifitas kerja duniawi kita sehari-hari, terbangun dalam gelombang kritis dan logis ini. Sementara, untuk masuk ke dimensi “shalat”, Anda harus meninggalkan gelombang jual beli (Beta). Anda harus masuk mengaktivasi diri dalam gelombang otak yang lebih rileks, gelombang zikrullah (Alfa dan Theta).

Memang sekilas, yang hadir ke masjid pada hari Jumat sudah menutup semua kantor dan toko mereka. Tapi kalau kita scan otak jamaah yang hadir jumatan, tidak semuanya telah meninggalkan aktifitas ‘jual beli’. Sebagian besar masih dalam lamunan urusan pangkat, Scopus, Pemilu, harga barang, ternak, utang, anak dan istri. Barang-barang dagangannya masih dibawa sampai ke dalam masjid. Semua bentuk affairs itu masuk dalam kesadaran otak ketika berada di masjid. Kesadaran Beta inilah yang secara hakiki disuruh tinggalkan. Disuruh ganti dengan kesadaran “zikrullah” (meditatif, subconscious, khusyuk).

Inilah peran subconscious mind, “The Power of Sleeping”. Sebuah jenis tidur ringan, yang matanya tertutup, tapi dimensi ruhnya terjaga. Karena itulah dikatakan, hati Nabi SAW tidak pernah tidur, yang tertutup hanya matanya saja. Gelombang kesadaran Nabi senantiasa berada pada level subconscious (bawah sadar) bahkan superconscious (atas sadar). Gelombang kesadaran ini sangat menyehatkan, membahagiakan, dan bahkan mendatangkan banyak mukjizat dalam kehidupan.

Untuk lebih memahami ini, Anda dapat membaca artikel kami terdahulu “Spiritual Brainwaves: Menata Gelombang yang Berkesadaran Ilahi”.

Akhirul kalam, selamat pergi menunaikan ibadah Jumat. Selamat tidur!

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.

#powered by SUFIMUDA
___________________
FOLLOW US
:
SAID MUNIRUDDIN | The Suficademic
Web: 
saidmuniruddin.com
YouTube: youtube.com/c/SaidMuniruddin
TikTok:
tiktok.com/@saidmuniruddin
IG: instagram.com/saidmuniruddin/
Facebook: facebook.com/saidmuniruddin/
Twittertwitter.com/saidmuniruddin
Join Grup WA: The Suficademic-1
Join Grup WA: The Suficademic-2

Next Post

"MIN SULALATIN MIN TIN": ADAM TERCIPTA DARI TANAH, TANAH TERCIPTA DARI APA?

Sat Mar 4 , 2023
“Jurnal […]

Kajian Lainnya