Who is Said Muniruddin?

A Short Biography

Latar Keluarga. Nama lengkapnya Said Muniruddin. Lahir di Tijue, Pidie – Aceh. Ia berasal dari keluarga habaib. Kakeknya, “Syarief Busu” adalah ulama abad 17 yang mendakwahkan Islam di wilayah Pidie, Aceh. Ayahnya (alm) Said Ali bin Abdullah merupakan seniman, kaligrafer, penyair, dan sejarawan yang menguasai 5 bahasa asing (arab, inggris, india, jepang, dan hebrew). Ayahnya juga terkenal sebagai da’i era 80-90an yang sering diundang berceramah di seluruh Aceh; dan memiliki kemampuan menghipnotis audien 5-7 jam melalui narasi dan retorikanya.

Said Muniruddin anak ke 10 dari 11 bersaudara. Anggota keluarganya banyak yang mewarisi darah seniman. Salah satu abangnya, Said Akram, adalah pendiri mazhab “tetesan air” dalam seni kaligrafi Islam kontemporer Indonesia; dan juga juri MTQ kaligrafi nasional. Sementara (alm) Said Rabadian, merupakan pelatih dan juri MTQ Khattil Qur’an di Aceh. Kakak perempuannya Syarifah Munirah, aktifis sosial dan anggota legislatif di DPRK Banda Aceh. Sedangkan Syarifah Nargis, adalah kepala sekolah di sebuah SMP di banda Aceh dan juga guru berprestasi se-Aceh. Sedangkan adiknya, Said Husain, adalah arsitek masjid. Kakak dan abangnya yang lain adalah (alm) Syarifah Kausarina, (alm) Syarifah Bahlena, Said Zulfikar dan Syarifah Fadhilah.

Pendidikan. Masa kecil Said Muniruddin dihabiskan di sebuah desa bernama Lameue yang terletak di Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie, Aceh. Setengah hari ia belajar di sekolah dasar, setengah hari lagi mengaji di pesantren salafi tradisional. Karena konflik GAM-RI yang mengganggu keamanan, pada usia sekolah menengah ia pindah ke Banda Aceh dan menempuh pendidikan di SMPN-6 Lampineung. Kemudian dilanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri  (MAN-1) Banda Aceh. Setelah menamatkan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, ia memperoleh gelar master (M.Sc) dengan predikat cum laude dari Birmingham Business School, England pada 2006 melalui beasiswa Ford Foundation International Fellowship Program (FF-IFP).

Keorganisasian dan Aktifisme. Jiwa aktifisme Said Muniruddin mulai terasah sejak kecil. Ketika di sekolah dasar ia selalu menjadi ketua kelas. Pada saat SMP dan SMA ia aktif dalam berbagai organisasi seperti OSIS. Di perguruan tinggi pun ia berkontribusi aktif dalam sejumlah organisasi kemahasiswaan seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan pernah menjabat sebagai ketua umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banda Aceh tahun 2000-2001. Pada masa kuliah ia juga berpartisipasi dalam berbagai demontrasi dan gerakan Reformasi yang akhirnya menggulingkan Soeharto pada 21 Mei 1998. Sewaktu menempuh studi S2 di Inggris tahun 2006 ia juga diangkat sebagai ketua Perhimpunan Masyarakat Indonesia di Birmingham.

Dalam ranah kepemudaan Said Muniruddin juga pernah menjadi ketua DPD KNPI Aceh tahun 2010. Dalam bidang seni dan budaya ia pelatih dan juri MTQ Bidang Kaligrafi (Khattil Qur’an). Pada tahun 2023, ia bersama para ulama dan cendekiawan ilmu Quran di Aceh ikut menjadi pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ Aceh). Selain itu, ia juga menjadi salah satu Dewan Ketua “Asyraf Aceh”, sebuah lembaga yang melakukan pencatatan nasab dan pengkajian sejarah kaum sayyid di Aceh. Selama dua periode ia juga menjabat sebagai Presidium KAHMI Aceh (2017-2022 dan 2023-2027).

Sementara, di kampus Universitas Syiah Kuala – Banda Aceh, selain aktif mengajar accounting and business, ia juga tercatat pada tahun 2007 sebagai salah satu pendiri pusat pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM Centre). Pada tahun 2010 ia juga menginisiasi pendirian International Accounting Program (IAP), sebuah program S1 international yang menerima mahasiswa asing, serta telah mengirimkan banyak mahasiswa untuk studi ke berbagai universitas di luar negeri. Ia telah menjadi dosen di Fakultas Ekonomi dan Business, Universitas Syiah Kuala sejak 2003 dan memiliki peran penting dalam pengembangan leadership keorganisasian mahasiswa baik intra maupun ektra kampus.

Pemikirannya tentang leadership kini telah terkompilasi dalam “Bintang ‘Arasy” (Syiah Kuala University Press, 2014). Buku ini menjadi referensi bagi organisasi mahasiswa seperti HMI se-Indonesia, karena membantu pembentukan character building melalui pendekatan filosofis-irfani: menyentuh otak sekaligus hati.

Pengalaman Internasional. Said Muniruddin memiliki sejumlah pengalaman internasional dalam bidang leadership. Pada Mei 2005 ia terpilih oleh Australia Indonesia Institute (AII) sebagai salah satu perwakilan dari Indonesia untuk mengikuti program pertukaran pemimpin muda muslim Indonesia-Australia (Australia-Indonesia Young Moslem Leader Exchange). Selama di Australia ia mengunjungi kota Melbourne dan Sidney untuk berdiskusi dan berinteraksi dengan berbagai kelompok intelektual, komunitas sosial dan keagamaan. Resume perjalanan dan pengalaman tersebut telah ia tuangkan dalam sebuah buku kecil berjudul “Islam di Australia” (Syiah Kuala University Press, 2017).

Pada September 2005 ia juga memfasilitasi pameran lukisan anak-anak tsunami di Norwegia (Tsunami Children Painting Exhibition). Lukisan-lukisan tersebut merupakan hasil karya anak-anak korban tsunami yang dibina oleh lembaga seni Guntomara yang dikelolanya. Beberapa anak-anak korban tsunami ikut memperoleh beasiswa dari hasil pameran tersebut.

Pada tahun 2006 ia bersama puluhan mahasiswa program Ford Fellows dari seluruh dunia berkesempatan mengikuti training Leadership for Social Justice di Inggris. Disana ia berkesempatan mempelajari bagaimana sebuah kebijakan (policy) dari tingkat pusat dapat di implementasikan sampai ke level bawah. Disana ia bertemu dengan tokoh-tokoh politik di London serta melihat aktifitas  masyarakat marginal dibeberapa desa di Inggris. Inti dari training tersebut adalah untuk memberi gambaran bagaimana sebuah sistem yang menjamin keadilan sosial dapat dibentuk.

Pada Agustus 2007 – September 2008 ia terpilih sebagai salah satu peserta dari tiga negara: Indonesia, Filipina, dan Vietnam, untuk mengikuti International Leadership Training in Regional Economic Development (ILT-RED) yang difasilitasi oleh inWEnt dan Kementerian Ekonomi German. Selama disana ia menetap dan belajar pengembangan ekonomi regional di kota Saarbruecken, Manheim, Berlin dan Stuttgart. Pengalaman setahun di German ini ia tuangkan dalam buku “RED-Expert: Lessons Learnt from Germany” (Syiah Kuala University Press, 2017).

Berikut buku-buku yang pernah ia tulis: Berpuisilah untuk Gurumu, walau hanya Satu Baris (Zawiyah SM, Banda Aceh, 2020); Karamah Auliya: Pengalaman Spiritual Murid-Murid Abuya Sayyidi Syeikh Ahmad Sufimuda (Dayah Sufimuda Aceh, 2019); Bintang ‘Arasy: Tafsir Filosofis Gnostik Tujuan HMI (Syiah Kuala University Press, 2014); RED EXPERT: A Summary of Lessons and Experiences from the International Leadership Training in Regional Economic Development 2007-2008 (Syiah Kuala University Press, 2017); Islam di Australia (Syiah Kuala University Press, 2017). Buku-buku tersebut dapat diakses/download disini.

Dalam rangka studi leadership and spirituality, Said Muniruddin juga pernah mengunjungi sejumlah negara seperti: Malaysia, Singapura, Filipina, Australia, Inggris, Norwegia, Wales, Skotlandia, Belanda, Belgia, Perancis, Andora, Spanyol, German, Luxembourg, Swiss, Austria, Swedia, Italia, China dan Arab Saudi.

Pengayaan dimensi ruhani melalui jalan dzikir dan suluk ikut ia peroleh dari seorang Spiritual Master, Abuya Sayyidi Syeikh Ahmad Sufimuda. Ketertarikannya dengan dimensi irfan atau tasawuf mendorongnya untuk mendirikan Said Muniruddin “The Suficademic”. Ini adalah ruang tempat ia mempublikasikan pengetahuan dan pengalamannya kepada audien. Artikel-artikel sufistik disajikan secara filosofis-saintifik (Suficademic). Pemahaman lainnya disampaikan melalui puisi dan video-video edukatif (Sufitainment) baik di halaman web ini, TikTok dan di youtube.*****
____________

SAID MUNIRUDDIN | The Suficademic
Web: 
saidmuniruddin.com
YouTube: youtube.com/c/SaidMuniruddin
TikTok:
 tiktok.com/@saidmuniruddin
IG: instagram.com/saidmuniruddin/
Facebook: facebook.com/saidmuniruddin/
Twittertwitter.com/saidmuniruddin
Join Grup WA: The Suficademic-1
Join Grup WA: The Suficademic-2